Kazakhstan Setuju Kembalikan Nama Ibu Kota dari Nursultan ke Astana

14 September 2022 12:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan udara pusat kota dengan Baiterek Tower, Nursultan, Ibu kota Kazakhstan. Foto: Diego Fiore/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan udara pusat kota dengan Baiterek Tower, Nursultan, Ibu kota Kazakhstan. Foto: Diego Fiore/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyetujui proposal pengembalian nama ibu kota yang sebelumnya bernama Astana. Kebijakan ini diambil untuk memutus warisan dari mantan pemimpin otoriter Nursultan Nazarbayev.
ADVERTISEMENT
Pada 2019, ibu kota Kazakhstan berganti nama dari Astana ke Nursultan. Kala itu, pergantian ditujukan untuk menghormati Nazarbayev yang menjadi Presiden sejak Kazakhstan merdeka dari Uni Soviet.
Di tahun 2019, Nazarbayev memutuskan mundur setelah hampir tiga dekade menjadi penguasa absolut di negara Asia Tengah itu.
Suasana di ibu kota Kazakhstan, Nursultan. Foto: Vladimir Tretyakov/Shutterstock
Setelah itu, Tokayev mengambil alih kepemimpinan dan secara bertahap melakukan reformasi. Tokayev juga mengambil inisiatif untuk mengesampingkan pengaruh dari dinasti warisan pemerintahan Nazarbayev.
Juru bicara kepresidenan Ruslan Zheldibay mengatakan amandemen untuk mengembalikan nama ibu kota sebelumnya, telah dimasukkan ke dalam rancangan undang-undang oleh anggota parlemen dengan persetujuan presiden pada Selasa (13/9).
"Presiden diberi tahu tentang inisiatif ini oleh para deputi, yang didasarkan pada saran yang berulang kali diungkapkan selama pertemuan dengan penduduk, serta berbagai warga selama referendum," tulis Zheldibay melalui laman Facebooknya dikutip Aljazeera.
ADVERTISEMENT
Namun, Presiden Tokayev tetap melihat peran penting Nazarbayev dalam memperkuat negara modern Kazakhstan dan pendirian ibu kota sebagai fakta sejarah.
“Oleh karena itu, landmark lain yang dinamai presiden pertama akan tetap menggunakan nama mereka,” tambah Zheldibay.
Perpecahan antara Nazarbayev dan Tokayev telah menjadi perhatian sejak kerusuhan mematikan pada Januari 2022 lalu.
Setelah kerusuhan, Nazarbayev dicopot dari gelarnya "Elbasy", atau "Pemimpin Bangsa". Peran itu memberinya pengaruh atas pembuatan kebijakan terlepas dari posisi formalnya.
Tokayev secara terbuka mengkritik pendahulunya setelah kekerasan pada Januari, dengan mengatakan pemerintahan Nazarbayev telah menciptakan dinasti "orang kaya" yang memengaruhi Kazakhstan sampai saat ini.
Penulis: Thalitha Yuristiana.