KBRI Seoul Pantau Kondisi 2 WNI yang Diduga Curi Data Pesawat Tempur di Korsel

15 Mei 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul, Zelda Wulan Kartika. Foto:  Retyan Sekar Nurani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul, Zelda Wulan Kartika. Foto: Retyan Sekar Nurani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua insinyur Indonesia di Korea Selatan (Korsel) diduga melakukan pencurian data informasi teknologi pengembangan jet tempur KF-21 Boramae.
ADVERTISEMENT
Pengembangan jet tempur tersebut merupakan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan. Kedua insinyur terlibat dalam tim Korea Aerospace Industry (KAI) sebagai mitra PT Dirgantara Indonesia di industri pertahanan.
Saat ini penyelidikan terhadap dua insinyur tersebut masih dilakukan oleh otoritas Korea Selatan. Menurut keterangan Badan Program Akuisisi Pertahanan Korsel (DAPA) pada Februari lalu kedua WNI itu sempat ditangkap Januari 2024. Mereka diduga mencoba mengambil file terkait proyek yang disimpan di drive USB.
“Pihak Korea telah berkomunikasi langsung dengan Kementerian Pertahanan RI dan PTDI. Jadi PTDI pun aware sekali mengenai apa yang sedang terjadi,” ungkap Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul Zelda Wulan Kartika, di Gedung KBRI Seoul, Selasa (14/5).
Diskusi tersebut dilakukan bersama para delegasi jurnalis “Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea” yang diselenggarakan oleh Korea Foundation bekerja sama dengan Foreign Policy Community of Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kedua insinyur WNI tersebut juga mendapat larangan bepergian ke luar negeri dari pihak Korsel. Meski demikian, Zelda menyebut hal itu tidak membatasi kegiatan mereka di dalam Korsel.
Sampai saat ini, ungkap Zelda, KBRI juga turut memantau dan melakukan komunikasi rutin dengan KBRI.
“Hanya diminta untuk tidak keluar dari Korea dan memang ada surat cekal mereka tidak meninggalkan Korea,” imbuh Zelda.