KBRI Surati TV Korsel yang Salah Informasikan RI Saat Pembukaan Olimpiade 2020

28 Juli 2021 7:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: REUTERS/Edgard Garrido
zoom-in-whitePerbesar
Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: REUTERS/Edgard Garrido
ADVERTISEMENT
KBRI Seoul telah mengirimkan surat yang ditujukan kepada stasiun televisi Korea Selatan, MBC, yang menyiarkan pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 pada Jumat (23/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Surat tersebut berisikan pernyataan yang bermaksud untuk merevisi kekeliruan informasi terkait Indonesia yang ditampilkan MBC. Diketahui dalam tayangan tersebut, MBC memuat keterangan seperti peta negara, info PDB, hingga persentase vaksinasi COVID-19.
“Surat tersebut telah ditembuskan kepada Korea Communication Commission (KCC) --lembaga pengawasan penyiaran media Korea Selatan-- untuk meminta MBC melakukan langkah-langkah perbaikan,” ujar KBRI Seoul dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Selasa (27/7).
Namun, sayangnya terdapat kekeliruan pada peta yang ditampilkan. MBC malah memberikan keterangan lokasi Indonesia yang terletak di Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Selebihnya, KBRI Seoul menyoroti tak ada komentar MBC terkait kasus COVID-19 di Indonesia.
“Tidak terdapat komentar dari pihak MBC baik tertulis maupun lisan tentang angka kasus COVID-19 di Indonesia,” kata KBRI Seoul.
ADVERTISEMENT
Di waktu yang bersamaan, stasiun televisi ini diketahui juga menampilkan informasi negara-negara lain yang menimbulkan kontroversi. Foto-foto yang dianggap sensitif pada sebagian negara ditampilkan saat tiap kontingen muncul. Misalnya foto peta Wuhan untuk China, tembok Berlin untuk Jerman, dan foto insiden nuklir Chernobyl untuk memperkenalkan Ukraina.
Atas kontroversi tersebut, pihak MBC telah menyampaikan permintaan maafnya melalui Twitter pada Sabtu (24/7).
“Gambar dan keterangan dimaksudkan untuk memudahkan pemirsa memahami negara yang masuk dengan cepat selama upacara pembukaan. Namun, kami akui bahwa ada kurangnya pertimbangan untuk negara-negara bersangkutan dan pemeriksaannya tidak cukup menyeluruh. Itu adalah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan,” tulis MBC mengakui kesalahannya.