Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Ke Singapura, Kim Jong-un Minta Kamar Hotel Seharga Rp 83 Juta/malam
4 Juni 2018 10:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan meminta kamar hotel mewah untuk tempatnya menginap selama pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura pada 12 Juni mendatang. Permasalahannya, siapa yang bayar?
ADVERTISEMENT
Dilaporkan beberapa sumber pejabat Amerika Serikat yang dilansir Washington Post , Minggu (3/6), pemerintah Korut memilih kamar presidential suite di Hotel Fullerton yang terletak di pinggir Sungai Singapura. Harga per malamnya lebih dari USD 6.000 atau lebih dari Rp 83 juta/malam.
Namun Korea Utara tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar pengeluaran selama berada di Singapura. Perlu dicatat, yang datang tidak hanya Kim melainkan puluhan atau bahkan ratusan delegasi dari Korut.
Menurut Sung Yoon-lee, ahli Korea di Tufts University, Massachusetts, kebanyakan uang Korut dipergunakan untuk membangun nuklir dan rudal balistik antarbenua. "Tapi mereka mengklaim terlalu miskin untuk membayar ongkos perjalanan luar negeri," kata Sung kepada Washington Post.
Dua sumber Washington Post mengatakan AS akan membayari ongkos perjalanan Kim. Namun menurut mereka, Korut memiliki gengsi yang tinggi sehingga akan menganggap itu penghinaan. Akhirnya, kata mereka, AS juga akan meminta Singapura membayar sebagian pengeluaran Korut.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen pada Sabtu lalu mengatakan negaranya siap membayar sebagian ongkos Korut, demi suksesnya pertemuan tersebut.
"Ini adalah harga yang rela kami bayar untuk mengambil peran kecil dalam pertemuan bersejarah ini," kata Ng.
Ini bukan kali pertama kunjungan luar negeri Korut dibayari negara tempat mereka berkunjung. Sebelumya pada Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan merogoh kocek hingga USD 2,6 juta demi membayari akomodasi para atlet dan pemandu sorak dari Korut.
Pada 2014, Direktur Intelijen Nasional AS James R. Clapper Jr. mengunjungi Korut untuk menjemput dua tawanan Amerika. Dia dijamu dengan makanan mewah, terdiri dari 12 menu. Namun ternyata, setelah makan Clapper disuguhi tagihan dan dia yang harus membayarnya.
ADVERTISEMENT
Live Update