Kebakaran Hutan Hawaii: Bencana Terbesar yang Membuat Warga Frustrasi

14 Agustus 2023 10:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan bangunan hangus terbakar di wilayah Lahaina, Maui, Hawaii, AS 11 Agustus 2023. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan bangunan hangus terbakar di wilayah Lahaina, Maui, Hawaii, AS 11 Agustus 2023. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sedikitnya 93 orang kehilangan nyawa akibat kebakaran hutan dahsyat yang nyaris melenyapkan Kota Lahaina, Negara Bagian Hawaii, Amerika Serikat. Kebakaran besar itu terjadi sejak pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Angka terbaru yang diumumkan pada Minggu (13/8) tersebut dapat terus bertambah seiring dengan proses pencarian oleh tim penyelamat yang masih berlangsung.
Dikutip dari AFP, pihak berwenang melaporkan lebih dari dua ribu bangunan telah rusak atau hancur saat api menyebar ke kota historis di Pulau Maui yang berpenduduk sekitar 13 ribu jiwa ini.
Jumlah kerugian akibat kebakaran ditaksir hingga mencapai USD 5,5 miliar (Rp 84 triliun) dan menimbulkan ribuan warga kehilangan tempat tinggalnya.
Orang-orang menyaksikan asap dan api memenuhi udara dari amukan kebakaran hutan di Front Street di pusat kota Lahaina, Maui pada Selasa, 8 Agustus 2023. Foto: Alan Dickar/via AP
Selain besarnya angka kerugian, pihak berwenang menghadapi masalah krusial lain, yaitu mengidentifikasi puluhan mayat yang ditemukan. "Sisa-sisa yang kami temukan berasal dari api yang melelehkan logam," kata Kepala Kepolisian Maui, John Pelletier.
"Ketika kami mengambil sisa-sisa itu mereka hancur berantakan," sambung dia. Pelletier pun mengimbau warga yang kehilangan kerabatnya untuk memberikan sampel DNA kepada polisi agar proses identifikasi dapat berlangsung lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Namun, tugas yang dipikul pihak berwenang masih sangat berat, lantaran luasnya area untuk ditelusuri dalam misi pencarian ratusan orang yang sampai sekarang hilang.
"Kami akan berusaha secepat mungkin. Namun, asal tahu saja, baru tiga persen yang sudah dicari dengan anjing pelacak," ujar Pelletier.

Tak Ada Peringatan Dini

Kebakaran hutan paling mematikan di AS sejak satu abad terakhir ini membawa bencana luar biasa yang tidak pernah diprediksi oleh warga Maui bakal terjadi.
Banyaknya jumlah korban berjatuhan pun menimbulkan pertanyaan besar: seberapa matang persiapan pemerintah Laihana untuk mengantisipasi terjadinya bencana?
Asap mengepul dari api di dekat Lahaina saat kebakaran hutan yang didorong oleh angin kencang menghancurkan sebagian besar kota bersejarah Lahaina, Hawaii, AS, Rabu (9/8/2023). Foto: Dustin Johnson/Handout via REUTERS
Dalam rencana manajemen darurat tahun lalu, Negara Bagian Hawaii mengevaluasi risiko kebakaran hutan yang ditimbulkan kepada warga cenderung 'rendah'. Pihaknya lebih mengkhawatirkan kemungkinan bencana alam lain, seperti tsunami, gempa bumi, dan badai.
ADVERTISEMENT
Para penyintas kebakaran mengaku, tidak ada peringatan dini atau sirine darurat yang berbunyi sebelum kebakaran terjadi mereka baru mengetahui adanya kobaran api dari tetangga yang panik berlari di jalanan, atau setelah melihat dengan mata mereka sendiri.
"Gunung di belakang kami terbakar dan tidak ada yang memberi tahu kami," kata seorang penyintas bernama Vilma Reed.
Kini, Reed yang sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi hanya bisa menggantung nasibnya kepada orang asing, seperti menumpang tidur di mobil milik orang lain bersama anak perempuan, cucu laki-laki, dan dua ekor kucingnya.

Amarah dan Frustrasi Warga Laihana

Belum mereda rasa duka yang dimiliki oleh para penyintas sejak kehilangan kerabat atau tempat tinggalnya, kini mereka masih harus bertahan hidup dengan rasa frustrasi.
ADVERTISEMENT
Beberapa warga Laihana memandang pihak berwenang memberi respons yang lamban dan bersikap keras dalam menyikapi bencana ini. Polisi dilaporkan telah memasang penghalang jalan di lokasi yang hangus dilalap kebakaran untuk mencegah warga memasukinya.
Asap menutupi gedung pengadilan tua Lahaina saat kebakaran hutan yang didorong oleh angin kencang menghancurkan sebagian besar kota bersejarah Lahaina, Hawaii, AS, Rabu (9/8/2023). Foto: Dustin Johnson/Handout via REUTERS
Polisi Maui menegaskan bahwa warga tidak diizinkan mengunjungi Laihana selama proses evaluasi keamanan dan pencarian masih berlangsung bahkan bagi warga yang dapat membuktikan bahwa mereka memang tinggal di sana.
Beberapa warga pada Sabtu (12/8) telah menunggu selama berjam-jam dengan harapan bisa diberi akses untuk menyisir abu atau mencari kerabat dan hewan peliharaan mereka.
Namun, polisi memperingatkan bahwa setiap orang yang memasuki zona bencana dapat didenda atau bahkan dipenjara.
Adapun kebakaran di Laihana telah berlangsung sejak Selasa (8/8) pekan lalu. Bencana semula terjadi akibat cuaca ekstrem yang menimbulkan kebakaran hutan, lalu kemudian diperparah oleh angin kencang akibat Badai Dora yang menerpa pada saat bersamaan.
Aula Gereja Waiola yang bersejarah di Lahaina dan Misi Lahaina Hongwanji di dekatnya dilalap api di sepanjang Jalan Wainee pada Selasa, 8 Agustus 2023, di Lahaina, Hawaii. Foto: Matthew Thayer/The Maui News via AP
Menurut Gubernur Maui, Josh Green, kebakaran hutan di Laihana adalah salah satu bencana yang paling mematikan dalam sejarah Hawaii.
ADVERTISEMENT
"Apa yang kita lihat hari ini merupakan bencana besar — kemungkinan merupakan bencana alam terbesar dalam sejarah negara bagian Hawaii," jelasnya, pada Kamis (10/8).
Sementara itu, menurut National Fire Protection Association, kebakaran hutan di Laihana merupakan yang paling mematikan di Amerika Serikat sejak 1918. Kala itu, kebakaran di Minnesota dan Wisconsin menewaskan 453 orang.