Keberanian Bang Kodir Selamatkan Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi

25 Februari 2020 17:30 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudarwanto atau Kodir penyelamat siswa yang terseret arus Sungai Turi. Foto:  Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sudarwanto atau Kodir penyelamat siswa yang terseret arus Sungai Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Bang Kodir, mereka menyebut. Namanya kemudian disebut sebagai pahlawan. Setelah foto heroiknya selamatkan siswa SMPN 1 Turi yang hanyut saat susur sungai viral.
ADVERTISEMENT
Ketika ditemui kumparan, pria berambut gondrong itu memperlihatkan wajah yang dingin. Ia terlihat cuek dalam gerak-gerik tubuhnya. Tapi, di balik penampilan semua itu, ia memiliki hati yang mulia.
“Saya itu menolong cuma sekadar merasa saya perikemanusiaan saja, sesama manusia tolong-menolong,” ujar pria bernama asli Sudarwanto, Selasa (25/2).
Pada Jumat (21/2), sekitar pukul 15.00 WIB, ia pergi memancing. Hujan rintik-rintik tak mengurungkan niatnya untuk memancing. Kegiatan itu memang sudah menjadi kegemarannya.
Sudarwanto atau Kodir penyelamat siswa yang terseret arus Sungai Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Waktu itu mau mancing sering di situ (Sungai Sempor). Ya itu sebelum ke sungai sudah ada anak-anak teriak minta tolong. Hanyut ke sungai,” tambah Kodir.
Mendengar teriakan anak-anak, Kodir langsung bergegas ke sumber suara. Tanpa babibu, ia menyelamatkan siswa dengan tangan kosong.
ADVERTISEMENT
“Aliran sungai sudah deras saat saya ke situ. Sudah tidak kelihatan kejadian yang pertama. Anak-anak pada hanyut sama nangis-nangis minta tolong,” katanya.
Kodir berenang untuk menyelamatkan bocah-bocah malang tersebut. Berdasarkan pengakuannya, 20-30 anak, ia selamatkan. Baik siswa perempuan ataupun laki.laki.
Kodir mengatakan, proses evakuasi menjadi sulit karena mayoritas siswa perempuan mengenakan rok. Selain itu, peralatan yang dibawa anak-anak hanya tongkat itu pun satu regu satu. Hal itu tidak banyak membantu.
“Pada shock ada yang menangis ada yang minta ketemu bapaknya. Banyak anak yang minta pulang pascakejadian itu,” ujarnya.
Setelah berhasil menangkap, Kodir memindahkan anak-anak yang hanyut ke tebing sungai untuk menghindari arus. Lalu, datanglah bantuan dari tetangganya, Sudiro. Pria yang akrab disapa Mbah Rois itu memberikan ide untuk menggunakan tangga untuk mengevakuasi anak.
Sudiro atau Mbah Rois penyelamat siswa yang terseret arus Sungai Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Tangga itu diberi Pak Rois. Tangga itu kan sudah tak selamatkan semua. Tangga buat nyisir anak-anak (merangkak ke tepi) yang saya selamatkan ini kan naik ke tebing karena tinggi itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Banyak yang bantuin warga-warga dukuh dan Pak Rois itu yang ikut membantu dalam proses evakuasi anak-anak. Kondisi sungai memang membahayakan kalau pas musim penghujan,” katanya.
Sementara itu, Mbah Rois mengatakan, tidak hanya dia dan Kodir yang berjibaku menyelamatkan anak-anak. Semua warga turut terjun menyelamatkan. Ia merasa sungkan hati jika selalu dielu-elukan.
Polisi menetapkan tiga pembina pramuka sebagai tersangka dalam insiden susur sungai SMPN 1 Turi di Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, yang menyebabkan 10 siswi tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Ketiga tersangka masing-masing Isfan Yoppy Andrian atau IYA (36) guru olahraga, Riyanto atau R (58) guru seni budaya, dan Danang Dewo Subroto atau DDS (58) berprofesi swasta. Ketiganya dijerat Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP lantaran lalai hingga menyebabkan orang lain meninggal dunia dan luka-luka.
ADVERTISEMENT