LIPSUS Judi Berkedok Trading

Kecanduan Binomo (1)

14 Februari 2022 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emir, korban Binomo, berpikir untuk mengakhiri hidup ketika kerugiannya mencapai Rp 1,3 miliar. Ia tak lagi berambisi cepat kaya. Ia tersungkur frustrasi, menyesali kebodohannya terjerat bujuk rayu influencer the crazy rich yang mengiming-imingi profit tinggi.
Kini harta Emir amblas. Rumah, apartemen, mobil, motor, semua sudah ia jual untuk modal investasi Binomo. Pekerjaan mapan bergaji Rp 20 juta per bulan pun ia tinggalkan demi mengejar lebih banyak harta—yang ternyata semu belaka.
“Jutaan orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka bisa menghasilkan USD 1.000 per hari tanpa meninggalkan rumah, dan Anda adalah salah satu dari mereka,” demikian iklan Binomo.
Bagi Emir dan korban-korban lain yang makin banyak bermunculan, kini satu kata untuk iklan tersebut: bullshit.
Bukan cuma Emir yang melepas pekerjaan demi fokus bermain Binomo. Joni dan Rudy juga sama. Keduanya resign dari kantornya—perusahaan BUMN—karena terbius iklan Binomo. Hitung-hitungan mereka sederhana: gaji bertahun-tahun tak bakal bisa mendulang uang sebesar main Binomo.
Joni pertama kali tahu Binomo pada Agustus 2021. Ia tak langsung main, tapi belajar dulu selama sebulan menggunakan akun demo. Bulan berikutnya barulah ia membuka akun riil dan menyetor deposit sebesar Rp 140 ribu. Ini jumlah minimum yang diatur Binomo.
Dari Rp 140 ribu, jumlah transaksinya terus meningkat hingga tembus Rp 5 juta. Nahasnya, semakin banyak setoran uang, kerugiannya juga makin besar dan terus menumpuk sampai empat bulan.
Ilustrasi: Shutterstock
Merugi terus bikin Joni berniat setop main Binomo. Apalagi tabungannya kian tergerus. Masalahnya: ia kadung kecanduan.
Maksud hati ingin berhenti, tapi rasa penasaran terus membuncah. Ia ingin menang. Ingin menerka dengan benar pergerakan harga komoditas di Binomo. Mana lagi, persuasi afiliator membiusnya: rugi sekarang, menang kemudian. Maju terus pantang mundur!
Joni pun melaju lagi. Namun, serajin apa pun ia menonton video tutorial afiliator di YouTube, setekun apa pun ia mengikuti trik yang diajarkan afiliator, kerugiannya tak berujung. Entah ia sial atau kena kutuk.
Ilustrasi: sdx15/Shutterstock
Kecanduan Binomo juga dialami Erik yang berkali-kali kembali main meski berniat berhenti. Ia bak terhipnotis.
“Saat kita sudah terjun ke situ, semua jadi enggak fokus. Seperti kena hipnotis,” tutur Emir. Ia dan Joni meminta namanya disamarkan.
Hal semacam itu mirip pejudi yang tak bisa berhenti bermain meski mengalami kekalahan beruntun. Dan nyatanya, menurut Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan, Tongam L. Tobing, binary option macam Binomo memang lebih seperti judi ketimbang trading.
“Ini cenderung kepada perjudian. Tidak ada barang yang diperjualbelikan. Bukan trading murni. Bukan pula investasi,” kata Tongam.
Ia menyinggung psikis pejudi. “Pola kerja judi itu semakin banyak main akan menang. Keserakahan ada di sana. Padahal pergerakan harga telah diatur (dimanipulasi). Binary option tidak memakai harga riil karena judi.”
Ilustrasi: lOvE/Getty Images
Praktisi finansial dan investasi Benny Sudrata mewanti-wanti masyarakat agar berhati-hati terhadap jenis investasi atau perdagangan aset virtual yang tak memiliki bentuk fisik.
Dalam konteks tersebut, sistem tebak harga komoditas pada binary option sama sekali tak memiliki wujud fisik, termasuk pilihan menerka harga kripto.
“Jika diajak siapa pun ikut ‘judi’ tanpa tahu aturan main, anda harus hati-hati. Kalau uang sudah di tangan orang yang tidak dikenal—bahkan yang anda kenal pun—sangat riskan untuk hilang,” ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk betul-betul menyadari bahwa uang apa pun yang telah dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu adalah hasil keringat masyarakat.
“Jangan sampai hilang karena tindakan kurang terpuji,” katanya.
Ilustrasi: Seksan Mongkhonkhamsao/Getty Images
Sayangnya, harta Emir terlanjur ludes. Ia bahkan tak lagi memiliki tempat tinggal—dari sebelumnya punya dua rumah dan satu apartemen—sehingga terpaksa hidup menumpang di gereja.
Nasib buruk Emir bermula pada 8 Februari 2021, saat ia sedang asyik menonton channel YouTube Indra Kenz…
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten