Kecanduan Gadget, 8 Anak di Semarang Dirawat di RSJ

31 Oktober 2019 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gangguan mental pada anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gangguan mental pada anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebanyak 8 anak di Kota Semarang harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo karena kecanduan gadget.
ADVERTISEMENT
Psikolog Klinis RSJD Amino Gondhohutomo, Sri Mulyani, mengatakan mereka mengalami tantrum (ledakan emosi yang sulit dikendalikan--red) terparah. Mereka sulit diajak komunikasi.
Sri menyebut 8 anak tersebut berasal dari Kota Semarang dan sekitarnya. Usianya, mulai dari anak SD kelas 4 hingga SMP.
"Dari delapan itu, usia termuda sekitar anak-anak usia SD kelas 4-5. Kemudian usia SMP karena masa remaja yang rasa ingin tahunya tinggi semua (di gadget) dibukakan," kata Sri, Kamis (31/10).
Sri mengatakan, kebanyakan dari mereka kecanduan gawai karena senang bermain game. Terutama yang online.
"Kebanyakan karena game online," ujarnya.
Sri menjelaskan, beberapa ciri umum kecanduan gadget pada anak yaitu lupa belajar, lupa kerjakan PR, bangun selalu kesiangan, sering membolos sekolah, kemudian tidak mau lepas dari gawai, marah ketika gawai diambil.
ADVERTISEMENT
"Mengganggu aktivitas sehari-hari, kalau sudah sampai adiksi harus segera diobati," katanya.
Sri mengatakan, ciri kecanduan gawai yang dialami para bocah yang dirawat di RSJD Semarang adalah marah ketika gadget-nya diambil. Bahkan ada yang susah diajak komunikasi karena asik dalam gadget-nya.
"Kondisinya sudah tidak bisa diberitahu (dinasihati), mau tidak mau harus dengan obat untuk menenangkan," ujarnya.
Untuk itu, penanganan dini sebenarnya bisa dilakukan, yakni dengan membawa anak yang dirasa kecanduan gadget agar dibawa ke psikiater untuk kemudian tes kondisi selama 21 hari.
"Penanganan harusnya di psikiatri, dokter jiwa, ada obat-obatan agar anak tenang. Setelah kondisi baik maka ada terapi psikologis," katanya.
Sri tak menampik stigma RSJD hanya untuk orang gila atau gangguan jiwa akut saja. Hal ini menjadi salah satu faktor terlambatnya penanganan pada anak yang kecanduan gadget.
ADVERTISEMENT
"Banyak orangtua tidak menyadari anak ketergantungan gadget apalagi harus datang ke RSJ, stigmanya masih gitu (RSJ untuk orang gila)," tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam menambahkan, secara medis dengan bermain gadget berlebihan bisa mempengaruhi hormon Dopamin. Hormon Dopamin adalah senyawa kimia dalam otak yang memiliki fungsi mengatur gerakan tubuh. Ketika dopamin dilepaskan dalam jumlah besar, ini akan menciptakan perasaan senang yang memotivasi untuk mengulang perilaku tertentu.
Padahal, hormon ini harus seimbang. Sehingga ketika berlebih akan mengganggu kejiwaan dan ketika kurang bisa menimbulkan parkinson.
"Secara medis gadget berlebihan maka mempengaruhi hormon Dopamin, otak bagian depan terpengaruh. Itu pusat perhatian, maka terjadi gangguan pemusatan perhatian," kata Abdul.
Sri dan Abdul senada, peran orang tua sangat penting untuk pengawasan penggunaan gawai oleh anak-anak. Keduanya juga tak menampik gawai bukanlah musuh karena memang mengikuti perkembangan jaman dimana informasi lebih terbuka dengan teknologi.
ADVERTISEMENT