news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kedubes Australia dan Pemprov DKI Buka Pameran Seni dari Limbah Jaring Ikan

21 Maret 2025 11:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan Pemprov DKI membuka Pameran seni 'Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants' di Museum Bahari. Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan Pemprov DKI membuka Pameran seni 'Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants' di Museum Bahari. Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta membuka pameran seni bertajuk 'Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants' di Museum Bahari, Jakarta Utara. Pameran ini akan dibuka selama 6 bulan hingga 31 Agustus 2025.
ADVERTISEMENT
Wakil Duta Besar Australia Gita Kamath mengungkapkan, ada 18 karya seni buatan tangan Eruv Arts dari komunitas seniman penduduk asli Torres Strait Island, Australia, yang dipamerkan di Museum Bahari. 18 karya seni itu dibuat dari jaring ikan yang sudah tidak dipakai dan menjadi limbah.
"Pameran kontemporer ini bukan hanya merepresentasi dari keunggulan kreativitas Australia, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Diperkirakan lebih dari 640 ribu ton peralatan penangkapan ikan, termasuk jaringan, terbuang di laut setiap tahunnya. Itulah mengapa hasil karya ini disebut Jaring Hantu atau Ghost Nets," kata Kamath, Kamis (20/3) malam.
Kamath mengatakan, pameran ini menunjukkan bahwa limbah dapat diubah menjadi karya seni yang indah dan berharga, sekaligus menunjukkan kreativitas dan inovasi dapat mengubah sesuatu yang tak berguna menjadi bernilai.
Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan Pemprov DKI membuka Pameran seni 'Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants' di Museum Bahari. Foto: Nadia Riso/kumparan
"Pemerintah Australia bekerja sama dengan Lembaga Sains Nasional Australia, SIRO, Jaringan Inovasi Plastik Indo Pasifik, IPIN, mendukung para inovator dari seluruh Indo Pasifik untuk mengubah masalah plastik menjadi solusi yang berkelanjutan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kamath mengungkapkan, salah satu inovasi yang telah dilakukan adalah revitalisasi Sungai Citarum melalui program Penelitian Aksi Citarum.
"Program ini memastikan gabungan sampah plastik dan organik disingkirkan dari sungai setiap minggu, sehingga secara signifikan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut," tuturnya.
Kamath berharap lewat pameran ini, masyarakat terinspirasi untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mencari cara kreatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari sampah atau limbah.
"Melalui karya seni yang memanfaatkan sampah laut khususnya ghost nets, jaring laut yang hilang, terbengkalai atau dibuang, kita diingatkan akan dampaknya yang merusak terumbu karang dan membahayakan biota laut," ujarnya.
Selain itu, Kamath juga menyambut pemilihan Jakarta sebagai lokasi pameran seni ini. Apalagi, Jakarta sebagai kota pesisir menghadapi berbagai tantangan lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem laut.
Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan Pemprov DKI membuka Pameran seni 'Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants' di Museum Bahari. Foto: Nadia Riso/kumparan
"Saya berharap pameran ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif yang menarik, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, melestarikan ekosistem laut dan pesisir, serta mengatasi perubahan iklim demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno yang turut hadir mengaku bersyukur Jakarta dipilih menjadi lokasi pameran karena sampah laut merupakan salah satu masalah utama di Jakarta.
"Nah, inilah barangkali salah satu cara untuk memberikan atraksi kepada orang. Mungkin sudah tidak waktunya buang sampah di laut karena ini sangat berbahaya sekali," kata Rano Karno.
Rano mengatakan, kerja sama Pemprov DKI dengan Kedubes Australia sudah lama terjalin. Namun, baru kali ini Pemprov DKI dan Kedubes Australia bekerja sama menggelar pameran dengan tema laut.
"Australia kita tahu adalah benua yang sangat luar biasa di bidang kelautannya. Untuk itulah kita belajar bagaimana menanggulangi problem sampah yang ada di laut. Kalau problem sampah yang di kali, di sungai, di waduk, di bendungan itu kita sudah laksanakan. Tapi untuk di laut ini memang sangat spesifik karena kadang-kadang sampah ini ada di kedalaman yang cukup dalam, bukan hanya di permukaan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT