Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kedubes Ukraina Pamer Virtual Reality Kondisi Perang Akibat Serangan Rusia
21 September 2023 19:21 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta pada Kamis (21/9) mengadakan pameran Virtual Reality (VR) yang memperlihatkan sejumlah wilayah terdampak serangan Rusia. Pameran ini adalah yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin, mengungkapkan rasa bangganya atas perhelatan pameran ini agar publik bisa melihat apa yang terjadi di sekitar lokasi terdampak serangan — lebih dari sekadar melihat foto dan melalui tulisan.
Tujuan dari Project War Up Close tersebut, kata Hamianin, adalah supaya memberikan publik perasaan 'benar-benar hadir' di tengah mengerikannya dampak perang.
"Anda tidak akan merasa bahwa Anda berada di sana secara fisik seperti di tengah-tengah gereja yang hancur atau di tengah-tengah perpustakaan yang dibom," ucap Hamianin.
Adapun bahkan sebelum invasi Rusia dimulai, pameran semacam ini tidak pernah diadakan. "Ini adalah pertama kalinya digelar, bahkan sejak awal agresi Rusia, tapi tidak pernah karena ini adalah cara interaktif berteknologi tinggi untuk mengkomunikasikan kebenaran kepada orang-orang," jelas Hamianin.
Pria kelahiran Dnipro itu menambahkan, ada tiga faktor mengapa Indonesia dipilih menjadi negara pertama dilaksanakannya pameran tersebut — kesamaan latar belakang sejarah adalah yang utama.
ADVERTISEMENT
"Kedua, Indonesia dan Ukraina adalah negara demokratis yang masih sangat muda. Ketiga, Anda [Indonesia] adalah negara terbesar dan paling berpengaruh di kawasan ini, kalau bukan dari sini, dari mana lagi? Jadi jika Anda memulai dari Indonesia, tidak ada seorang pun di Asia Tenggara yang akan merasa tersinggung," jelas Hamianin.
Adapun Co-event Project War Up Close, Oleksiy Syvak, membenarkan pendapat Hamianin. Pria asal Kiev ini mengatakan, Indonesia terletak di jantung Asia Tenggara — sehingga dapat membuka jalan ke hati semua orang dari berbagai bangsa yang tinggal di kawasan ini.
"Namun alasan lain yang saya temukan setelah mengunjungi Monas adalah bahwa kami sebenarnya sangat dekat dalam jiwa kami dengan memperjuangkan kebebasan kami," jelas Syvak.
"Kami memahami bahwa kebebasan adalah sebuah nilai, bahwa kemerdekaan adalah sebuah nilai dan kami sebagai bangsa siap untuk membayar nyawa untuk mempertahankannya," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, melalui teknologi VR ini, terdapat koleksi foto-foto yang diambil dari 16 lokasi berbeda di lima wilayah Ukraina pada periode akhir April hingga Mei 2022.
Dengan menggunakan teknologi dan peralatan layaknya Google Streetviews, Project War Up Close berhasil menciptakan foto-foto tersebut agar bisa terlihat seperti sungguhan, secara 360 derajat.
Selain di Asia Tenggara, pameran VR Project War Up Close telah menyambangi belahan dunia lain — terbaru di Uni Emirat Arab, lalu di sebagian besar wilayah Eropa dan Amerika Serikat.
"Project War Up Close mengungkap detail genosida terhadap bangsa Ukraina kepada komunitas global dengan menggunakan foto panorama 360°, rekaman drone, dan pemodelan 3D," bunyi keterangan Project War Up Close di situs resminya.
"Materi kami merupakan bukti nyata dari kejahatan Rusia dan kami berharap materi ini dapat membantu mengadili sang agresor," imbuhnya.
ADVERTISEMENT