Kegeraman PM Taiwan Akibat Provokasi China: Mereka Semakin Berlebihan

6 Oktober 2021 3:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jet tempur China. Foto: JOHANNES EISELE/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jet tempur China. Foto: JOHANNES EISELE/AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, buka suara soal 56 pesawat China yang memasuki wilayah pertahanan udaranya. Menurut Su, Taiwan harus terus waspada terhadap aktivitas militer China yang "berlebihan."
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Taiwan melaporkan total 148 pesawat Angkatan Udara China memasuki bagian selatan dan barat daya dari zona pertahanan udara Taiwan dalam kurun waktu empat hari. Serbuan pesawat itu dimulai sejak Jumat (1/10), bersamaan dengan Hari Nasional China.
“Taiwan harus tetap waspada. China sudah semakin, semakin berlebihan,” ujar PM Su kepada wartawan di Taipei, Selasa (5/10).
“Dunia telah melihat pelanggaran perdamaian kawasan dan penekanan yang dilakukan China berulang kali,” lanjutnya.
Taiwan menyebut aktivitas militer China di sekitar wilayahnya sebagai taktik perang zona abu-abu (gray-zone warfare). Taktik ini, menurut Australian Institute of International Affairs, adalah keadaan di antara perang dan damai, di mana penyerang bertujuan untuk memperoleh keuntungan politik atau kewilayahan.
ADVERTISEMENT
Dengan taktik ini, agresi militer dilakukan secara terang-terangan, tetapi tanpa melampaui batas, sehingga tidak terjadi perang terbuka di antara keduanya. China menggunakan taktik ini untuk membuat lelah tentara Taiwan dan juga menguji respons mereka.
Su Tseng-chang, Perdana Menteri Taiwan (kanan). Foto: AFP/Mandy Cheng
PM Su kemudian menegaskan Taiwan harus memperkuat diri dan bersatu.
“Hanya dengan itulah, negara-negara yang ingin mencaplok Taiwan tidak akan berani untuk menggunakan kekuatannya dengan mudah. Hanya ketika kita menolong diri kita sendirilah, pihak lain dapat membantu kita,” tegasnya.
China diketahui mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya. Menurut mereka, Taiwan harus diambil secara paksa, bila perlu. Sementara Taiwan menyatakan kemerdekaannya dan akan terus membela demokrasi mereka.
Melihat provokasi China yang tanpa henti, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen akan memprioritaskan modernisasi pasukan bersenjatanya. Mereka akan berfokus pada penggunaan senjata baru mereka, mengubah Taiwan layaknya “landak”.
ADVERTISEMENT
Dalam majalah Foreign Affairs yang dirilis Selasa (5/10), Tsai mengatakan jatuhnya Taiwan ke China akan memicu konsekuensi yang sangat “mengerikan” pada perdamaian di Asia.
Tsai mengatakan, Taiwan tidak mencari-cari konfrontasi militer. Tetapi jika demokrasi dan pedoman hidup mereka terancam, Taiwan akan melakukan apa pun untuk membela dirinya sendiri.
Pada Senin (4/10), 56 pesawat tempur China masuk ke wilayah udara Taiwan. Taiwan benar-benar naik pitam atas tindakan China. Sebab, jumlah 56 adalah pengerahan pesawat tempur terbanyak yang dilakukan China ke Taiwan dalam satu hari.
Menurut keterangan Kementerian Pertahanan Taiwan, provokasi China dimulai saat 36 jet tempur, 12 H-16 pesawat berkemampuan nuklir, dan empat pesawat jenis lainnya masuk ke zona pertahanan udara barat daya Taiwan atau biasa disebut ADIZ.
ADVERTISEMENT