Kekeringan Berkepanjangan di Afrika Timur, 20 Juta Orang Terancam Kelaparan

31 Mei 2022 16:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekeringan akibat perubahan iklim. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekeringan akibat perubahan iklim. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Curah hujan yang buruk dalam 4 musim terakhir di Tanduk Afrika menyebabkan jutaan orang di wilayah tersebut terancam kelaparan. Ancaman itu berlangsung di tengah kekeringan berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Tanduk Afrika adalah sebuah semenanjung di Afrika Timur yang meliputi Kenya, Somalia, dan Ethiopia. Kekeringan berkepanjangan di tiga negara ini telah menghancurkan tanaman pangan, membunuh ternak, dan memaksa sebagian besar penduduk untuk meninggalkan rumah mereka demi mencari makanan dan air.
Pernyataan pakar meteorologi dan kelompok kemanusiaan, termasuk badan-badan PBB, menyebut kekeringan ini merupakan peristiwa iklim yang belum pernah terjadi dalam 40 tahun terakhir.
Mereka pun memperingatkan, musim hujan ke-5 pada Oktober-November juga berpotensi gagal untuk mengakhiri musibah kekeringan ini. Apabila bila ini terwujud maka wilayah Tanduk Afrika terancam untuk terjerumus dalam bencana kemanusiaan yang semakin kelam.
“Jika perkiraan ini terwujud, keadaan darurat kemanusiaan yang sudah parah di kawasan itu akan semakin dalam,” kata badan-badan tersebut dalam pernyataan mereka, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, kekeringan telah membunuh 3,6 juta ternak di beberapa bagian Kenya dan Ethiopia yang penduduknya sangat bergantung pada penggembalaan untuk mencari nafkah. Sementara itu, satu dari tiga hewan mati di Somalia sejak pertengahan 2021.
Lebih dari 16,7 juta orang di tiga negara tersebut mengalami kelaparan akut. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 20 juta pada September mendatang.
Kondisi ini kian diperburuk oleh konflik Ukraina dengan Rusia. Konflik tersebut menyebabkan melonjaknya biaya makanan dan bahan bakar.
Seruan bantuan menghadapi kekeringan ini masih belum dapat menggalang dana yang cukup. Permohonan bantuan yang dilakukan oleh Program Pangan Dunia PBB Februari lalu hanya berhasil mengumpulkan kurang dari empat persen dari uang yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Tanpa dana untuk meningkatkan respons bantuan, situasi yang sudah mengerikan ini akan menjadi lebih buruk dan mengancam nyawa penduduk.
"Peningkatan tindakan yang cepat diperlukan sekarang untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kelaparan dan kematian,” sambung pernyataan itu.
Penulis: Airin Sukono.