Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kelakar Bambang Susantono soal Bangun IKN: Kita Ini Berlayar Sambil Buat Kapal
20 Oktober 2024 18:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Utusan Khusus Presiden untuk Kerja Sama Internasional dan Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN ), Bambang Susantono, memberikan pandangannya terkait perkembangan IKN, Minggu (20/10).
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah diskusi Info A1 kumparan edisi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029, Bambang mengibaratkan situasi ini seperti “berlayar sambil membuat kapal”.
Bambang yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Otorita IKN dan Guru Besar PWK Universitas Diponegoro, berbagi pengalaman tentang dinamika pembangunan IKN yang bergerak sangat cepat.
“Proyek IKN ini bisa diibaratkan seperti ‘berlayar sambil membuat kapal’,” ujar Bambang sambil berkelakar, menggambarkan betapa cepatnya proses pembangunan IKN.
Anggaran untuk otorita baru dialokasikan pada Januari 2023, groundbreaking dilakukan pada Oktober 2023.
Menurut Bambang, laju pembangunan yang impresif memang patut diapresiasi. Namun ia juga menegaskan, ada implikasi dari percepatan yang begitu masif.
Bambang juga mengingatkan bahwa hingga kini, baru area eksekutif yang mulai dibangun. Pembangunan legislatif dan yudikatif belum dilakukan, bahkan belum mencapai tahap groundbreaking.
ADVERTISEMENT
“Salah satu skenario yang mungkin adalah tidak memindahkan pusat pemerintahan sepenuhnya sebelum trias politica lengkap dibangun,” jelasnya.
Evaluasi Pemindahan Kantor Pemerintahan
Mengenai rencana pemindahan kantor pemerintahan, Bambang mengatakan masih banyak yang perlu ditinjau ulang.
“Ini waktunya kita evaluasi. Kalau bangunan dan sistem pendukungnya belum siap, perpindahan ini bisa memakan waktu 1-2 tahun, atau bahkan lebih lama,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa memindahkan ibu kota finansial bukan perkara mudah.
“Jakarta mungkin akan tetap menjadi ibu kota finansial, karena menggeser pusat keuangan tidak semudah itu. Pengalaman dari negara-negara lain, memindahkan pusat finansial bisa memakan waktu 10 hingga 15 tahun, dan ada yang gagal,” jelas Bambang.
Konsep Twin City: Jakarta dan IKN
Salah satu gagasan yang muncul dari para perencana tata kota adalah konsep twin city antara Jakarta dan IKN. Ide ini mencerminkan adanya pembagian peran di masa transisi.
ADVERTISEMENT
“Jakarta tetap menjadi pusat finansial de facto, sementara IKN bersiap menjadi ibu kota administratif,” kata Bambang.
Ia membandingkan potensi interaksi antara Jakarta dan IKN dengan model serupa di negara lain, seperti hubungan antara Washington D.C. dan New York, di mana satu menjadi pusat pemerintahan dan yang lain pusat ekonomi.
“Jakarta tidak tumbuh tiba-tiba, sejarahnya dari Batavia hingga Sunda Kelapa selalu menjadi pusat perdagangan dan ekonomi. Jadi sangat mungkin Jakarta akan terus menjadi pusat finansial di masa depan,” tambahnya.
Membangun Masyarakat di IKN
Untuk itu, dalam membangun masyarakat di IKN, Bambang menekankan pentingnya fokus pada kualitas hidup penduduknya.
“Contoh yang ideal memang jarang, tapi kalau melihat sister city-nya IKN, seperti Astana, Brasilia, dan Canberra, mereka selalu mengingatkan agar kita belajar dari pengalaman mereka. Membangun komunitas yang baik sangat penting, mulai dari pemukiman layak hingga menjaga nexus antara food, water, dan energy,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bambang juga menyebut adanya ‘harga mati’ bagi warga Kalimantan Timur terkait pembangunan IKN, menekankan besar harapan masyarakat terhadap keberhasilan proyek ini.