Kelompok Bersenjata Bunuh Presiden Haiti, 2 Anggota Diduga Warga Negara AS

9 Juli 2021 21:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Foto: REUTERS/Estailove St-Val
zoom-in-whitePerbesar
Para tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Foto: REUTERS/Estailove St-Val
ADVERTISEMENT
Kepolisian Haiti pada Kamis (8/7), mengungkapkan pembunuh Presiden Jovenel Moise adalah kelompok bersenjata beranggotakan 28 orang. Skuad pembunuh tersebut terdiri dari orang-orang asal Kolombia dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pelaku telah ditangkap dan ditembak mati, sementara delapan lainnya masih buronan.
Polisi Haiti menggiring para pelaku di hadapan media pada Kamis (9/7), bersamaan dengan paspor Kolombia dan senjata yang telah diamankan oleh pihak yang berwajib.
Kepala Kepolisian Nasional Haiti, Leon Charles, bersumpah akan melacak mereka yang masih bebas.
Barang bukti pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Foto: REUTERS/Estailove St-Val
“Pelaku adalah sebuah regu beranggotakan 28 penyerang, di mana 26 di antaranya adalah warga negara Kolombia, dan melaksanakan operasi pembunuhan Presiden,” ujar Charles dalam konferensi pers di Ibu Kota Port-au-Prince, dikutip dari Aljazeera.
“Kami telah menangkap 15 warga negara Kolombia dan 2 orang warga Amerika keturunan Haiti. Tiga pelaku asal Kolombia telah dibunuh, dan 8 di antaranya masih bebas,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Urusan Pemilihan Umum Haiti, salah satu WN Amerika Serikat yang terlibat bernama James Solages.
Tetapi, Jubir Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengungkapkan bahwa mereka masih belum bisa mengonfirmasi apakah ada WN AS yang termasuk ke dalam daftar pelaku.
Menteri Pertahanan Kolombia, Diego Molano, mengatakan bahwa setidaknya 6 anggota kelompok tersebut merupakan pensiunan tentara nasional Kolombia. Molano memerintahkan baik kepolisian maupun militer Kolombia untuk membantu investigasi kasus ini.
"Informasi awal mengindikasikan mereka warga Kolombia, purnawirawan tentara nasional," ujar dia.
Leon Charles merujuk para pelaku pembunuhan Moise sebagai pembunuh bayaran. Ia mengungkapkan, pasukan keamanan Haiti terlibat dalam baku tembak sengit dengan para pelaku hingga tengah malam.
“Kami telah mengamankan aktor fisik, sekarang kami mencari otak dari pembunuhan ini,” ujar Charles.
ADVERTISEMENT

Haiti Minta Bantuan Amerika Serikat

Haiti telah meminta bantuan kepada AS dalam melakukan investigasi kasus ini, dan juga untuk memberikan perlindungan di negara yang kini tengah mengalami kekosongan jabatan.
Kemlu AS menanggapi permintaan bantuan Haiti. Ned Price mengatakan bahwa kini kedua negara tengah melakukan diskusi untuk membahas bantuan AS untuk Haiti ke depannya.
Presiden Haiti Jovenel Moise. Foto: Chandan Khanna/AFP
Lebih lanjut, Price menjelaskan, Kedutaan Besar AS di Haiti sudah membatasi pergerakan warga negara AS beserta anggota keluarga mereka yang kini berada di Haiti.
Price juga mengingatkan para politisi untuk tetap menjaga situasi supaya tidak memanas.
“Kami terus menerus meminta pejabat Pemerintahan Haiti dan para politisi untuk menjaga hubungan baik dengan rakyat Haiti dan menghindari adanya tindak kekerasan,” ujar Price, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Presiden Jovenel Moise (53), ditembak hingga tewas di kediamannya di Port-au-Prince, Haiti, pada Rabu (7/7) dini hari. Ibu Negara Haiti, Martine Marie Etienne Joseph, terluka akibat insiden tersebut dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit di AS.