Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kelompok Street Art di Karawang Buat 4 Mural, Polisi Cari Seniman
31 Agustus 2021 14:17 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sekelompok seniman street art di Kabupaten Karawang membuat empat mural untuk merespons penghapusan sejumlah mural yang ada di kota-kota lainnya. Mereka juga merespons lomba Gejayan Memanggil terkait lomba penghapusan mural.
ADVERTISEMENT
Empat mural dibuat itu di dua titik yang berdekatan, di sekitar jalan Tuparev, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang. Mural dibuat di tembok bangunan milik warga.
Mural paling besar bertuliskan "Urus Rakyatmu Jangan Kau Urus Muralku" digambar di atas rolling door sebuah pertokoan di Karawang yang sudah lama tutup.
Mural kedua sampai keempat digambar di lokasi dekat dengan mural pertama. Mural kedua bertuliskan "Butuh Logistik, Bukan Tipu Daya Politik".
Sedangkan mural ketiga, posisinya berada tepat di depan mural kedua bertuliskan "Pemerintah Kami Kelaparan 404 Not Found! PPKM Not Found!".
Dan mural terakhir tertulis "Kapan Tatap Muka Kami Sudah tak Mampu Beli Kuota". Pada mural terakhir, para seniman juga menggambar potret anak kecil berseragam SD.
ADVERTISEMENT
Para seniman bekerja secara berkelompok untuk menggambar empat mural. Dend, salah seorang seniman mengatakan, apa yang ia dan teman-temannya lakukan adalah bentuk protes atas kesewenang-wenangan aparatur negara yang menghapus mural di Tangerang dan sejumlah daerah lainnya.
Menurutnya, penghapusan mural tersebut terlalu berlebihan dan bukan sesuatu yang harus diurusi pemerintah.
“Malah dihapus ya tentu kurang bijak lah, nggak penting banget kalau ngurusin mural,” ujarnya, Selasa (31/8).
Dendi mengatakan, mestinya pemerintah fokus pada isi pesan dalam mural, bukan menghapus isi pesan tersebut.
Dendi menambahkan, apa yang ia dan teman-temannya lakukan di Karawang merupakan bentuk solidaritas bagi sesama seniman mural dan protes atas kejadian yang terjadi. Ia menegaskan, jika satu mural dihapus, maka seribu mural tumbuh.
"Satu mural dihapus, maka seribu mural akan tumbuh di daerah-daerah lain," ujar dia.
Dalam membuat mural ini, mereka patungan. Dendi menyebut mereka harus menyiapkan cat tembok, kuas dan juga beberapa pilok. Biaya untuk empat mural itu diperkirakan menghabiskan Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.
ADVERTISEMENT
Beberapa petugas kepolisian sempat mendatangi para seniman street art. Petugas meminta para seniman menunjukkan isi tas. Petugas bertanya soal aktivitas yang dilakukan seniman, apa yang digambar, dan izin kegiatan.
Sebelum pergi, petugas meminta para seniman untuk segera meninggalkan lokasi. Petugas menolak ajakan wawancara wartawan.
Terpisah, Kasat Intel Polres Karawang AKP Agustinus Manurung mengaku baru tahu soal empat mural di Tuparev. Ia secepatnya akan menanggapi soal mural ini.
Ada dua langkah yang bakal diambil. Pertama, petugas kepolisian akan menyampaikan ke pemerintah soal penghapusan mural. Kedua, petugas akan mengarahkan para seniman untuk berkarya ke arah yang positif.
"Kami nanti koordinasi dengan pemerintah. Saat ini kami masih mendalami soal ini. Senimannya pun masih kami cari, belum ketemu," katanya.
ADVERTISEMENT