Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Kelompok teroris lokal yang terkait Al-Qaeda bertanggungjawab atas kematian seorang jurnalis Maladewa ternama, Ahmed Rilwan Abdulla.
ADVERTISEMENT
Selain Rilwan, kelompok itu juga diduga kuat membunuh dua orang lainnya yaitu seorang anggota parlemen dan seorang blogger.
Presiden Komisi Investigasi Pembunuhan dan Pencarian Orang Hilang Maladewa, Husnu Al-Suood, mengatakan Rilwan diculik pada 8 Agustus 2014. Nyawanya lalu dihabisi di laut.
Sebelum pembunuhan, Rilwan menerima ancaman mati dari kelompok yang menamakan diri Bilad-al-Sham, demikian dilansir AFP, Senin (9/2).
Kasus pembunuhan Rilwan sempat memicu perhatian internasional. PBB dan lembaga HAM lain menekan Maladewa untuk menyelesaikan kasus tersebut dan menjamin keamanan dari para jurnalis.
Diduga kuat pembunuhan Rilwan dan sejumlah tokoh penting lainnya, sengaja ditutupi oleh pemerintah setempat. Mereka tak ingin citra Maladewa sebagai tempat wisata mewah tercoreng.
Maladewa merupakan negara kepulauan di selatan India yang memiliki populasi 340 ribu orang. Mayoritas penduduk Maladewa memeluk Islam Sunni.
ADVERTISEMENT
Keamanan di Maladewa sedikit terganggu dengan kehadiran kelompok ekstrem dan radikal. Kelompok yang diduga menghabisi nyawa Rilwan diduga kerap menyelundupkan warga Maladewa ke Suriah.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.