Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Keluarga Buka Suara soal Rumah Dokter Wayan Penuh Sampah dan Jadi Sarang Ular
6 Mei 2023 2:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pihak keluarga tidak tahu pasti penyebab rumah dokter I Wayan Tirta (58) tidak terawat, penuh sampah, bahkan menjadi sarang ular. Keluarga hanya bisa menduga-duga.
ADVERTISEMENT
Kakak dokter Wayan, Ni Nyoman Latri, menduga kondisi rumah adiknya di Kampung Pasir Waru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, menjadi tak terawat karena dokter Wayan sudah bertahun-tahun tinggal sendirian di rumah megah tersebut.
Saat ditemui kumparan di rumahnya di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, Latri menceritakan perjalanan hidup dokter Wayan hingga menetap di Karawang.
Dokter Wayan disebut merupakan lulusan kedokteran dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah lulus, dia sempat memilih bertugas Desa Sei Nyamuk, desa terpencil di Kalimantan.
Dokter Wayan menikah dengan bidan saat bertugas di desa itu. Mereka lalu memutuskan untuk merantau ke Karawang. Namun hubungan keduanya berakhir.
Latri mengatakan, karakter dokter Wayan ramah dan pendiam. Ia hobi memelihara anjing dan kucing. Dokter Wayan biasanya menyediakan pakan berkualitas untuk hewan peliharaannya itu.
ADVERTISEMENT
Ia juga disebut masih aktif berkomunikasi dengan keluarga melalui ponsel. Latri bercerita terakhir kali berkunjung ke rumah dokter Wayan di Karawang ada 2019 lalu. Saat itu rumahnya masih terawat.
Latri menuturkan, keluarga kerap meminta dokter Wayan membuka praktik di Bali. Namun dokter Wayan tetap memilih menetap dan melayani pasien di Karawang.
"Makanya ibu enggak nyangka, (ketika) VC (video call dengan dokter Wayan) enggak keliatan (rumah terbengkalai). Empat tahun lalu ibu pernah bersih-bersih ke sana," kata Latri.
Dokter Wayan Kini Sudah di Bali
Cerita tentang dokter Wayan itu pertama kali diunggah oleh pemilik akun TikTok @iiaarsss. Dia menyebut dokter Wayan merupakan teman ayahnya.
Dia dan sang ayah kerap datang ke rumah dokter Wayan untuk mengantarkan makanan dan minuman.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, rumah itu dikelilingi pohon dan tumbuhan yang menjalar. Atap dan bangunan rumah juga terlihat kusam dan rusak di beberapa bagian. Tampak tak terawat.
Setelah kisah dokter asal Bali ini viral, aparatur desa atas izin keluarga mulai membersihkan rumah tersebut. Dokter Wayan juga sudah dibawa oleh anaknya pulang ke Bali.
"Sebagai bentuk terima kasih, warga juga sempat menawarkan untuk dibersihkan, namun selalu ditolak bantuannya. Tapi tadi pagi setelah mendapat izin, langsung dibersihkan secara bertahap oleh pihak Desa," kata Babinsa Desa Karanganyar, Yudi S, Rabu (3/5).
Keluarga Berterima Kasih
Di Bali, Latri mengatakan kondisi dokter Wayan secara fisik sehat. Keluarga akan membuat upacara mebayuh atau upacara menyambut tanda kelahiran atau hidup baru dan penyucian diri kepada dokter Wayan.
ADVERTISEMENT
Terkait rumah dokter Wayan yang dibersihkan oleh warga yang merasa terbantu dengan praktik dokter sang adik, Latri menyampaikan terima kasih.
Di sisi lain, pihak keluarga berharap dokter Wayan diberikan privasi.
"Kami berharap kehidupan privasi dokter Wayan jangan terus dieksploitasi untuk dijadikan konten. Kami keluarga juga jangan difoto. Mohon pemaklumannya," katanya.
Dokter Wayan telah melayani pasien sejak tahun 1999 sampai 30 April 2023, hingga akhirnya dibawa ke Bali.
Berdasarkan informasi dari warga sekitar, racikan obat dari dokter Wayan mujarab dan harganya juga murah.
Sehingga tidak heran banyak pasien yang berobat dari luar daerah Karawang seperti Purwakarta. Ditambah, Wayan merupakan dokter yang pertama kali ada di Desa Karanganyar.
"Meskipun kondisinya kayak gitu (rumah penuh sampah). Obat racikannya bagus, anak aku berobat ke Pak Wayan alhamdulillah sembuh," kata Warsih (58), warga setempat, Rabu (3/5).
ADVERTISEMENT
Saat melayani pasien, kata Warsih, dokter kelahiran 24 April 1965 itu selalu bersikap ramah. Tarif yang dipasang juga terjangkau. Bahkan, jika pasien tidak memiliki uang saat berobat diperbolehkan untuk utang.
"Terkenal itu, pelayanannya baik, ramah. Meskipun tengah malam jika warga ada yang berobat tetap mau melayani. (Pasien) enggak punya duit enggak apa-apa, boleh utang," kata Warsih.