Keluarga Eks Dirut TransJ Desak Anggota DPRD Minta Maaf Soal Video Belly Dance

15 Desember 2021 13:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evaluasi kinerja PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta oleh Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Evaluasi kinerja PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta oleh Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polemik video belly dance yang diungkap saat rapat direksi PT TransJakarta (sering juga ditulis TransJ atau Transjakarta) dengan Komisi B DPRD DKI belum berakhir. Kini giliran keluarga eks Dirut PT TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo yang bicara.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar, diduga Jhony merupakan salah satu orang yang ada di video itu bersama sejumlah orang berseragam TransJakarta lainnya. Pihak keluarga menuntut anggota Komisi B DPRD DKI Adi Kurnia Setiadi meminta maaf atas tudingan yang keluar selama rapat berlangsung.
Saat itu, Adi menyebutkan jajaran direksi TransJakarta menonton belly dance atau tari perut saat sedang melakukan pertemuan dengan pihak operator sambil makan-makan.
“Kami pihak keluarga almarhum Sardjono Jhony menyimpulkan ada tujuan tertentu dari oknum anggota DPRD DKI yang menyudutkan, mendiskreditkan, bahkan memfitnah dan mencemarkan nama baik almarhum,” sebagaimana dikutip dari pernyataan tertulis dari pihak keluarga mantan Direktur Utama TransJakarta Sardjono Jhony yang diterima wartawan, Rabu (15/12).
anggota DPRD DKI Jakarta dari Gerindra, Adi Kurnia Setiadi. Foto: DPRD DKI Jakarta
Menurut pihak keluarga, pernyataan tersebut di luar konteks agenda pertemuan karena video itu merupakan kejadian tahun lalu dan tidak ada kaitannya dengan kecelakaan beruntun bus TransJakarta belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu pihak keluarga menjelaskan direksi tidak berniat untuk menonton belly dance, secara kebetulan live show tari perut itu dipertontonkan di restoran tempat jajaran direksi makan selepas melakukan rapat.
“Tarian belly dance yang disuguhkan oleh pengelola restoran sama sekali tidak ada hubungannya dengan rapat kerja Transjakarta, sehingga sangat tidak layak dan patut jika hanya disebut seolah-olah ditonton oleh peserta rapat,” jelasnya.
Untuk itu, pihak keluarga meminta seluruh pihak yang terlibat dalam pencemaran nama Sardjono Jhony untuk melakukan pernyataan resmi dalam waktu 2x24 jam.
Penumpang menaiki bus TransJakarta di halte Bundaran Hotel Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Polemik Video Belly Dance

Pernyataan soal video belly dance yang dihadiri oleh direksi PT Transjakarta pertama kali muncul saat rapat di DPRD DKI pada 6 Desember 2021 dengan agenda pembahasan soal rentetan kecelakaan yang dialami bus TransJakarta. Saat itu, Adi Kurnia mencurigai ada yang tak beres dengan pemilihan operator.
ADVERTISEMENT
Dia menuding ada rapat terselubung dengan operator dengan direksi Transjakarta sambil menonton tari perut alias belly dance di sebuah restoran. Dirut TransJakarta yang baru Mochammad Yana Aditya juga berbalik meminta Adi membuktikan dan menyebut siapa yang ada di video itu agar segera ditindak.
Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz akhirnya bicara soal video itu. Dia sudah mendapat penjelasan dan memastikan itu merupakan video tahun lalu. Bukan direksi yang sekarang, tapi direksi lama.
Beberapa waktu kemudian, serikat pekerja transportasi juga bicara soal video itu. Mereka membenarkan adanya video itu.
Namun, mereka membantah pertemuan itu sengaja dihadirkan wanita penari perut. Saat itu, mereka memang tengah makan bersama dengan direksi TransJakarta yang saat itu masih dipimpin Sardjono. Saat makan, tiba-tiba muncul penari perut.
ADVERTISEMENT
Belly dance itu merupakan hiburan dari restoran dan tidak dikhususkan bagi direksi TransJakarta dan serikat pekerja yang saat itu hadir.
Sardjono Jhony diangkat menjadi Dirut TransJakarta pada 29 Mei 2020. Sardjono meninggal dunia pada 30 Oktober 2021 karena sakit. Posisinya kemudian ditempati Mochammad Yana Aditya.