Keluarga Guru yang Dipenggal di Prancis Geram Atas Kebohongan Siswi

10 Maret 2021 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah murid berdiri di depan sebuah sekolah menengah di Conflans Saint-Honorine, Prancis, lokasi seorang guru dipenggal, Jumat (16/10). Foto: Bertrand GUAY / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah murid berdiri di depan sebuah sekolah menengah di Conflans Saint-Honorine, Prancis, lokasi seorang guru dipenggal, Jumat (16/10). Foto: Bertrand GUAY / AFP
ADVERTISEMENT
Pengacara keluarga Samuel Paty, Virginie Le Roy, angkat bicara mengenai kebohongan siswi di Prancis yang menyebabkan guru tersebut dipenggal.
ADVERTISEMENT
Le Roy mengaku, keluarga Paty geram setelah mengetahui siswi itu berbohong. Sebab, kebohongan tersebut berakibat begitu fatal.
"Dari hasil penyelidikan awal menunjukkan kalau dia berbohong," kata Le Roy seperti dikutip dari AFP.
Penanggap darurat (SAMU) berjalan melewati polisi CRS di depan sebuah sekolah menengah di Conflans Saint-Honorine, Prancis, lokasi seorang guru dipenggal, Jumat (16/10). Foto: Bertrand GUAY / AFP
Le Roy mengakui dirinya skeptis mengenai pengakuan siswi, bahwa kebohongan dilakukan agar ayahnya tak tahu dia suka membolos.
Le Roy juga tidak habis pikir dengan kesaksian sang anak yang mengaku ditunjuk sebagai juru bicara siswa-siswi lain.
"Juru bicara untuk apa? kebohongan dari kejadian yang tidak ada?" jelas Le Roy.
"Penjelasan ini tak meyakinkan saya dan membuat saya marah karena fakta yang terjadi sangat serius, ini tragis," sambung dia.
Pemenggalan Paty terjadi pada Oktober 2020 lalu. Paty dieksekusi oleh seorang pemuda radikal.
ADVERTISEMENT
Pemuda radikal keturunan Chechnya diduga geram karena mendapat informasi Paty menunjukkan gambar Nabi Muhammad ke murid-murid sekolah.
Orang-orang berkumpul di Place de la Republique di Paris, untuk memberi penghormatan kepada Samuel Paty. Foto: Charles Platiau/Reuters
Kematian Paty juga menyebabkan Presiden Prancis Emmanuel Macron dikecam. Macron sempat mengatakan, tindakan Paty sesuai dengan nilai kebebasan berpendapat di Prancis. Macron turut mengkaitkan aksi teroris dengan Islam.