Keluarga Gus Mus Tegaskan Tidak Buat Acara Majelis Permusyawaratan Rembang

12 November 2023 23:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Beredar di media sosial, flyer Majelis Permusyawaratan Rembang, yang mencatut nama KH Achmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Pihak keluarga pesantren menyayangkan hal tersebut dan membantah menginisiasi Majelis Permusyawaratan Rembang.
ADVERTISEMENT
Mewakili keluarga Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Wahyu Salvana (Gus Wahyu), mengatakan Gus Mus ataupun pihak pesantren tidak pernah menggelar acara seperti yang disebutkan dalam flyer itu.
''Bahkan kami juga terkejut mengetahui adanya flyer itu,'' tegas Gus Wahyu di Rembang, Minggu (12/11), dikutip dari keterangan Kemenag.
Gus Mus, kata Gus Wahyu, bahkan tidak tahu soal Majelis Permusyawaratan Rembang. Jika tahu, lanjut dia, Gus Mus juga tidak akan berkenan jika namanya dibawa-bawa.
''Intinya di pondok tidak ada kegiatan ataupun acara istimewa apa pun. Terlebih seperti yang tertulis di flyer itu,'' jelas dia.
Gus Wahyu mengatakan, agenda Gus Mus di hari Minggu sebagaimana biasanya. Gus Mus menerima tamu yang sowan ke kediamannya untuk bersilaturahmi sebagaimana biasa.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak seperti acara yang di flyer. Hanya ada tamu yang sowan silaturahmi seperti biasa saja,'' kata Gus Wahyu yang juga menantu Gus Mus.
Konfrensi pers sejumlah tokoh usai bertemu Gus Mus atau K.H. Ahmad Mustofa Bisri. Foto: Youtube/ GITA Kita
Gus Wahyu mengajak semua pihak untuk berpikir jernih dalam situasi nasional seperti ini. Tindakan mencatut nama orang sangat tidak terpuji. "Jangan dibawa ke mana-mana. Apalagi dibawa ke ranah politik,'' tegasnya.
Terkait pemilu, lanjut Gus Wahyu, keluarga Pesantren Raudlatut Tahlibin Leteh memberikan kebebasan untuk memilih. "Bahkan bisa dibilang kami ini merdeka. Saya dan istri saja tidak membicarakan kontestasi pemilihan. Kami bebas saja," tandasnya.
Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh
Dalam flyer tersebut, tertulis nama-nama sejumlah tokoh mulai dari Gus Mus, Amin Abdullah, Andreas Anungguru Yewangoe, Antonius Benny Susetyo, Clara Juwono, Erry Riyana Hardjapamekas, Frans Magnis-Suseno, Goenawan Mohamad, Gomar Gultom, Henny Supolo, Karlina Supelli, Lukman Hakim Saifuddin, Nasaruddin Umar, Natalia Soebagjo, Mayling-Oey Gardiner, Omi Komaria Madjid, Rhenald Kasali, Rilis Sarumpaet, Sinta Nuriyah Wahid, Sri Pannavaro Mahathera, Sulistyowati Irianto.
ADVERTISEMENT
Pihak Keluarga Gus Mus membantah soal membuat Majelis Permusyawaratan Rembang. Namun, soal pertemuan dengan sejumlah tokoh, terlaksana pada siang tadi.
Mulai dari eks Menteri Agama Lukman Hakim, Erry Riyana Hardjapamekas, hingga Gunawan Muhammad, sowan ke Gus Mus. Tokoh-tokoh tersebut menyambangi Gus Mus untuk menyampaikan keresahan tentang dinamika politik menjelang pilpres.
Keresahan yang dimaksud berkaitan dengan polemik batas usia capres-cawapres di Mahkamah Konstitusi dan pelanggaran etik Hakim MK Anwar Usman.
Koordinator rembuk, Alif Iman Nurlambang, mengatakan dalam pertemuan, Gus Mus juga merasakan keresahan yang sama. Alif pun mengungkap Gus Mus berpesan agar pertemuan serupa terus digelar untuk menyuarakan keresahan itu kepada para elite pemerintahan.
"Pertemuan urun rembuk terus-menerus ini (harus) terus diperbesar sebanyak mungkin. Saya mengutip Gus Mus, (ini untuk) memberikan nasihat kepada kekuasaan, kepada elite politik bahwa apa yang sedang berlangsung itu melukai perasaan kita semua. Adapun kata-kata melukai belakangan kan disebut drama, sinetron, kebanyakan drakor," kata Alif dalam konpers di YouTube Gita Kita, Minggu (12/11).
ADVERTISEMENT