Keluarga Ikhlaskan Meninggalnya Dhea Praja IPDN Saat Diksar

2 Oktober 2017 21:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upacara pelantikan Praja IPDN (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Upacara pelantikan Praja IPDN (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ayah Dhea Rahma Amanda (17), Edi Hanafiah, mengaku menerima takdir putrinya meninggal saat mengikuti pendidikan dasar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/10). Menurutnya, meninggalnya Dhea merupakan takdir Tuhan.
ADVERTISEMENT
"Kami menerimanya karena ini sudah menjadi garisan takdir, memang awalnya kami minta autopsi, tapi setelah mendengar keterangan dari Gubernur Akpol dan IPDN saya menerimanya," katanya di Bandar Lampung, dikutip dari Antara, Senin (2/10).
Edi mengatakan, Gubernur Akpol Irjen (Pol) Rycko Amelza Dahniel dan Rektor IPDN Ermaya Suradinata menyaksikan langsung peristiwa anaknya pingsan tersebut. Keduanya meyakinkan Edi, tidak terjadi tindak kekerasan saat diksar IPDN itu berlangsung.
Edi juga meminta agar jenazah Dhea tidak diautopsi, sebab saat diperiksa tidak ada luka lebam di tubuh anaknya itu. Menurut Edi, Dhea memang memiliki riwayat sesak napas sejak kecil.
"Saya ikhlas, selama beberapa hari tidak ada keluhan dan cerita dari pelatih maupun kawannya semua normal seperti biasanya, tapi dulu waktu kecil pernah sesak napas," kata dia pula.
ADVERTISEMENT
Pemakaman calon praja IPDN (Foto: Antara/Ardiansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman calon praja IPDN (Foto: Antara/Ardiansyah)
Kepala Biro Administrasi Keprajaan IPDN Dr Andi Oni mengatakan, pihaknya sudah memeriksa kondisi fisik jasad Dhea sesuai prosedur yang berlaku. Menurutnya, tidak ada unsur kekerasan dalam meninggalnya Praja IPDN tingkat I Angkatan 28 itu.
"Hasilnya tidak ada apa-apa, semuanya sudah ajal, serta takdir dan usianya, kemudian anak tersebut memang tidak sakit apa-apa," kata dia lagi.
Peristiwa ini menjadi bahan evaluasi IPDN. Menurut Andi, penerimaan praja IPDN setiap tahunnya selalu melalui prosedur ketat dari daerah hingga pusat, termasuk dalam pemeriksaan kesehatan. Setiap praja IPDN yang lolos seleksi harus melalui pemeriksaan kesehatan dua kali. Setelah diterima, praja IPDN kembali dites kesehatannya oleh Dinas Kesehatan Angkatan Darat. Kampus IPDN juga dilengkapi fasilitas kesehatan untuk memeriksa kesehatan para praja selama mengikuti pendidikan dasar.
ADVERTISEMENT
"Jadi selalu mengecek setiap praja yang mengikuti Diksar Mendispra secara rutin, terakhir kami ke sana kunjungan untuk memonitoring praja, yang bersangkutan tidak sakit," kata dia pula.
Dhea Rahma Amanda, Praja IPDN Tingkat I Angkatan 28 Tahun 2017 yang meninggal dunia saat mengikuti diksar, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/10), dimakamkan di pemakaman keluarga Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Senin pukul 12.00 WIB. Sebelumnya, jenazah disemayamkan di rumah duka Jalan Untung Suropati Nomor 33 B, Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Kedaton. Jenazah disalatkan di Masjid Nurul Yakin Jalan Untung Suropati, Bandar Lampung.