Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Keluarga Korban Ledakan di Garut Sebut Sudah Sering Bantu TNI Musnahkan Amunisi
13 Mei 2025 22:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Warga sipil yang terlibat dalam kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (12/5) bukan pemungut sisaan amunisi yang telah diledakkan. Mereka adalah tenaga perbantuan dalam aktivitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan oleh kakak ipar korban Toto Hermanto, Siti Aisah (60). Toto merupakan salah satu warga yang meninggal dalam insiden itu. Siti menegaskan adiknya bukan pemulung, melainkan tenaga yang diperbantukan untuk memusnahkan amunisi tersebut oleh TNI.
“Bukan (pemulung puing), kan ada sertifikatnya. Orang tuanya juga orang kaya. Enggak bukan pemulung,” ujarnya.
Siti bilang rasa bertanggung jawab kepada keluarga lah yang mendorong pria dengan 3 anak itu mau mengambil pekerjaan berisiko itu.
Siti mengatakan sudah sekitar 4 tahun almarhum Toto melakoni pekerjaan tersebut. Bahkan hingga di luar Jawa.
“Kalau nggak di sini, di Sulawesi, di Makassar, kapan saja dipanggil, pembantu TNI. Bukan pemulung dia,” ucapnya.
Peran Toto, kata Aminah, ialah penyusun amunisi kedaluwarsa yang hendak dimusnahkan. Insiden ini pun tak pernah diduganya, sebab sebelum peristiwa nahas tersebut, Aminah bilang adik iparnya aman-aman saja
ADVERTISEMENT
“Iya penyusun (amunisi yang mau dimusnahkan karena kedaluwarsa). Kemarin-kemarin juga aman, kondusif,” ucapnya.
Selain Toto, korban tewas lainnya adalah Endang Rahmat. Menurut istrinya, Dede, peran suaminya ialah pengangkut amunisi ke lokasi peledakan.
Dia mengatakan bahwa awal mula suaminya menjadi tenaga perbantuan dalam kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa, diajak oleh Iyus dan Rustiawan, yang juga masuk ke dalam 13 korban dalam insiden maut itu.
"Suami saya pergi bilangnya mau kerja ambil padi, tapi diajak sama bos kerja nurunin barang peledak. Suami saya itu sopir dan baru ikut kerja sama bos itu (Rustiawan)," kata Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5).
Terpisah, saksi mata sekaligus kakak dari korban Iyus dan Anwar, yakni Salim (63) tak tahu persis peran dari kedua adiknya. Namun, menurut informasi yang dia dapat kedua adiknya tewas di sekitar lubang pemusnahan amunisi.
ADVERTISEMENT
“Jadi awalnya dapat kabar (adik meninggal). Tapi saya tidak begitu yakin persisnya, apakah dia lagi nyusun (amunisi yang akan dimusnahkan) atau sedang bagaimana,” ujarnya saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Rabu (13/5).
Salim mengatakan, adiknya sudah biasa ikut dalam proyek disposal amunisi, baik di Polri atau TNI.
"Adik saya mah diambil (dipekerjakan) memusnahkan amunisi itu. Malah cerita begini, Pak. Sesudah ini pulang dari Bojong Rangkong kan dari Mabes Polri mau meluncur lagi ke sini. Tanggal 18 (April) sudah sampai di lokasi," kata Salim.
"Nah, tanggal 15 (Mei) juga Iyus itu kan mau dijemput sama tim Mabes katanya tanggal 15 bulan ini, mau diambil Iyus itu ngerjain barang-barang yang mau diledakkan di sini," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku tidak tahu apakah saat kejadian adiknya itu sedang menyusun amunisi untuk dimusnahkan atau sedang apa. Namun menurutnya, adiknya memang bekerja membantu memusnahkan amunisi kedaluwarsa itu.
"Saya enggak tahu di mana adanya gitu, tiba-tiba. Kemungkinan adik saya ada di lubang (tempat peledakan)," ucapnya.
Dalam insiden ini, sebanyak 13 orang meninggal dunia. Sebanyak 4 orang merupakan anggota TNI, sementara 9 lainnya sipil.
Proses identifikasi terhadap semua jenazah telah selesai dilakukan di RSUD Pameungpeuk. Jenazah korban telah dikembalikan kepada pihak keluarga.
“Iya, 13 jenazah sudah teridentifikasi,” Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan Rekam Medis RSUD Pameungpeuk Yani Dahyani, saat dikonfimasi.
Kata Kadispenad
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya masih menyelidiki keberadaan warga sipil yang berada di lokasi kejadian saat pemusnahan amunisi.
ADVERTISEMENT
“Penyebab dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh tim TNI Angkatan Darat termasuk terkait dengan korban sipil,” imbuh dia.
Wahyu menerangkan ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Awalnya TNI AD melakukan pemusnahan amunisi di dua lubang sumur yang sudah disiapkan. Pengecekan personel dan lokasi dilakukan dan semua dinyatakan aman. Pemusnahan itu berjalan baik.
Selain dua lubang sumur itu, tim sebenarnya mempersiapkan satu lubang lain. Lubang itu disiapkan untuk tempat menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya.
Nahas, pada saat pemusnahan di lubang ketiga itu sedang disiapkan, ledakan tiba-tiba terjadi.
"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," tutur Wahyu.
ADVERTISEMENT