Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Suasana duka masih menyelimuti keluaga Henry Jovinski (25) di Sidokarto, Godean, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Keluarga masih tak percaya Henry yang baru menjadi ASN KPU Yahukimo, Papua seja 2019 itu menjadi korban pembunuhan .
ADVERTISEMENT
Henry ditikam orang tak dikenal (OTK) hingga tewas.Ayah Henry yaitu Sugeng Kusharyanto (54) meminta aparat penegak hukum segera menangkap pelaku pembunuhan dan menghukumnya dengan hukuman setimpal. Dia juga yakin pasti ada sesuatu dibalik peristiwa ini.
"Saya yakin ada sesuatu tapi kita kan nggak mungkin membuka karena kita di sini. Saya minta diusut tuntas siapa pun pelakunya mohon diusut tangkap kalau dia terbukti kasih hukuman setimpal. Kita nggak mungkin membalas kematian anak (saya) dengan kematian," kata Sugeng ditemui di rumah duka, Rabu (12/8).
Henry yang tumbuh besar hingga meraih gelar sarjana IT di Purwokerto Jawa Tengah ini sejak 2019 menjadi ASN di KPU Yahukimo. Selama ini dia bertugas di KPUD Provinsi Papua. Baru Sabtu (8/8) Henry mengabarkan kepada keluarga bertugas ke Yahukimo karena akan ada Pilkada.
ADVERTISEMENT
"Kalau dengan mamahnya seminggu dua kali selalu kontak. Kalau nggak padat (tugas) telepon. Kasih kabar bahwa di sana juga baik-baik saja, betah," ujarnya.
Bahkan ketika sempat terjadi kerusuhan di Papua di mana kantor KPU di Jayapura dibakar, Henry tetap tabah dalam bertugas. Keluarga punya rencana tahun depan hendak ke Papua. Namun sayang Henry keburu tiada.
"Tahun besok rencana kami ingin ke sana. Pas ada kerusuhan yang lalu (tahun lalu) sempat pulang Purwokerto mampir Jogja terus berangkat lagi (ke Papua)," ujarnya.
Keluarga masih bertanya-tanya kenapa pelaku tega menghabisi putra pertama dari dua bersaudara ini. Pasalnya Henry hanya seorang staf IT. Dia bukan seorang pejabat KPU yang biasanya tampil di depan.
ADVERTISEMENT
"Anak saya bukan penentu pemenang pilkada atau penentu caleg di sana. Dia hanya orang IT di belakang layar. Makanya saya bertanya-tanya kenapa anak saya yang tidak punya jabatan apa-apa (dibunuh)," katanya.
Dari kronologi yang didapat Sugeng, dia hanya tahu Henry saat itu tengah membonceng rekannya kemudian terjadi serangan. Rekan Henry yang di depan selamat dan bisa ke kantor. Saat kembali, Henry sudah dalam kondisi tertidur.
"Saya tanya sekretaris (KPU) Yahukimo untuk cerita yang jelas biar kami keluarga tenang. Keikhlasan ini ada, kami meminta transparan terbuka tapi mereka tidak berani menjelaskan. Kami ingin tahu dianaiya seperti apa anak kita. Kenapa harus diperlakukan seperti itu dan kenapa kepada anak saya. Anak saya ASN bukan pejabatnya," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Di perjalanan itu dicegat. Rekannya Henry ini informasinya tahu pelakunya. Semua serba tertutup. Justru di medsos ini yang ramai," katanya.
Selama ini, Henry tidak pernah bercerita ada masalah dengan orang lain. Keluarga memperkirakan, Henry tidak tahu bahwa dirinya akan diserang.
"Saya rasa Henry tidak tahu akan ada kejadian ini dia tidak siap. Apakah dianiaya dari belakang, dari samping," katanya.
Saat ini pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah Henry. Diperkirakan jenazah akan tiba pada Kamis (13/8) dini hari. Rencananya jenazah akan dimakamkan pada pukul 09.00 WIB