Keluarga Ngaku Dihalangi saat Ambil Jenazah Afif, Kapolda Sumbar Beri Penjelasan

4 Juli 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono memberikan penjelasan terkait pernyataan paman Afif Maulana, Riki Lesmana, yang mengaku sempat dihalangi saat hendak mengambil jenazah keponakannya usai diautopsi di RS Bhayangkara, Padang.
ADVERTISEMENT
Suharyono mengungkapkan, pihak keluarga Afif memaksa untuk membawa pulang jenazah dan memandikannya sendiri. Hal ini, menurutnya melanggar prosedur yang berlaku.
"Yang pasti mereka memaksa jenazah yang sudah diautopsi mau dibawa pulang. Padahal SOP-nya tidak begitu," kata Suharyono saat dihubungi, Kamis (4/7).
Suharyono menjelaskan, jenazah yang sudah diautopsi, langsung dimandikan dan dikafani di rumah sakit.
Foto Afif Maulana. Foto: kumparan
"Mereka membawa pulang dan dimandikan di rumah. Padahal sudah diautopsi dan dikafani. Mereka justru yang melanggar SOP autopsi," bebernya.
Sebelumnya, Paman Afif, Riki Lesmana, mengaku sempat dihalang-halangi saat hendak mengambil jenazah keponakannya di RS Bhayangkara, Padang.
"Pertama saya mengambil jenazah, ya, dilarang-larang sama petugas," kata Riki di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/7).
Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Sumbar) bersama Komisi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kompolnas) melakukan rekonstruksi peristiwa yang berkaitan dengan tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana di Kuranji, Padang, provinsi setempat. Foto: Laila Syafarud/ANTARA
Ia bercerita, awalnya jenazah Afif hendak diautopsi. Sudah ada perjanjian dengan dokter bahwa keluarga bisa menyaksikan langsung proses autopsi.
ADVERTISEMENT
"Habis selesai autopsi, mau bawa pulang jenazah, dilarang lagi sama petugas, sama dokter. 'Bang, pokoknya jenazah harus di sini, dimandikan, langsung dikafanin ya'," ungkap Riki menirukan ucapan petugas.
"'Kenapa bu? Pokoknya pihak keluarga harus bawa jenazahnya pulang, soalnya dia keponakan aku'. 'Oh nggak bisa bang. Sekampung pun abang bawa saya tampung di sini, yang penting di sini dikafanin Cuma liat wajahnya aja'," sambungnya.
Ketika itu, Riki menyebut, kebetulan sedang ada tahanan yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. Namun, tiba-tiba tahanan itu kabur.
"Nah, di sana ribut-ribut pas kehilangan tahanan polsek di sana kan ada dirawat. Ada yang kabur, tahanan. Nah, di sana bisa saya ambil ponakan saya ini," beber dia.
ADVERTISEMENT