Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Keluarga Pelajar yang Tewas Ditembak Polisi Ngaku Diminta Bikin Video Pernyataan
2 Desember 2024 20:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Keluarga GRO (17) pelajar SMK 4 Kota Semarang yang tewas ditembak polisi sempat diminta oleh pihak Polrestabes Semarang dan seorang oknum wartawan untuk tidak memperpanjang kasus ini. Mereka meminta keluarga untuk ikhlas menerima kematian GRO.
ADVERTISEMENT
Pakde GRO, Agung mengatakan, pada Senin (25/11) atau sehari setelah korban dimakamkan, sejumlah anggota polisi termasuk Kapolrestabes Semarang dan seorang wartawan mendatangi rumah korban di Kembangarum, Semarang Barat.
Mereka meminta agar pihak keluarga mau membuat video pernyataan sudah ikhlas menerima peristiwa ini.
"Saya diminta dari wartawan itu untuk memberikan membuat video pernyataan mewakili keluarga bahwa keluarga ikhlas atas kejadian ini dan tidak akan memperbesar masalah ini. Pak Kapolrestabes juga bilang ya seperti itu," ujar Agung saat ditemui wartawan, Senin (2/12).
Namun, pihak keluarga menolak permintaan tersebut lantaran proses hukum dan kronologi kematian siswa anggota Paskibra itu masih belum jelas dan dinilai janggal.
"Saya ndak mau kalau harus buat pernyataan seperti itu, saya kan belum tahu karena prosesnya masih berjalan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Keluarga juga menolak pernyataan Kapolrestabes Semarang yang menyebut GRO sebagai kreak atau gangster. Menurutnya, GRO tidak pernah menujukan adanya tanda-tanda tersebut.
"Kita kecewa sekali karena proses penyelidikan masih berjalan dan baru satu hari kok sudah membuat statement yang mengklaim korban itu sebagai anggota gangster. Itu jauh dari kepribadian dari Gama, hari itu (Sabtu 23 November 2024) Gama latihan Paskibra sampai sore, kemudian malamnya pamit sama neneknya mau latihan pencak sikat," kata Agung.
Tanggapan Polisi
kumparan mengkonfirmasi hal ini ke Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Irwan mengatakan polisi saat ini hanya fokus pada proses penyidikan.
"Fokus kepenanganan penyidikannya aja. Yang pasti case excessive action-nya (tindakan berlebihan) sudah ditangani," kata Irwan
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Polda Jawa Tengah mengaku belum mendapat informasi soal kabar tersebut.
"Nanti kita lihat perkembangan penyidikan, saya belum bisa menyampaikan karena saya belum cek," ujar Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto, Senin (2/12).
Kemudian saat ditanya apakah intervensi semacam itu memang diperbolehkan, Artanto kembali mengatakan bahwa itu harus dilakukan pengecekan lagi.
"Kita harus cek dulu, informasi (intervensi) ini harus kita cek," jelas dia.