Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Keluarga Rindu yang Tewas Usai Squat Jump 100 Kali: Dia Tak Punya Riwayat Sakit
2 Oktober 2024 14:32 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Keluarga siswa SMP N 1 STM Hilir Deli Serdang, Sumut, Rindu Syahputra Sinaga (14 tahun), yang disebut-sebut tewas karena hukuman squat jump 100 kali buka suara.
ADVERTISEMENT
Paman Rindu, Makmur Padang, mengungkap bahwa Rindu tak punya riwayat sakit. Termasuk sakit jantung.
“Kalau riwayat penyakit setahu aku seperti (penyakit) jantung enggak ada setahuku,” kata Makmur saat dihubungi, Rabu (2/10).
“Iya, sehat, keseharian dia sama seperti anak pada umumnya. Keseharian pulang sekolah paling bantu mamaknya menyuci piring. Gitu aja sih. Jarang sakit,” sambungnya.
Untuk itu, kata Makmur, pihak keluarga sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa Rindu. Terlebih, Rindu dikenal sebagai anak yang baik.
“Makanya kemarin waktu dia seperti itu karena yang menimpa kejadian seperti itu aja dia aku sangat terpukul. Karenakan orangnya baik, bantu orang tuanya, (dia) tahu orang tuanya (keadaannya) susah, mengerti dia,” kata dia.
“Apalagi udah kelas 3 smp. Bentar lagi lulus. Orang tuanya pun besar harapan sama dia,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, keluarga Rindu berharap tewasnya Rindu dapat diusut hingga tuntas.
Sementara itu terpisah, Pjs Kepala Ombudsman Sumut, James Marihot, mengaku mendapatkan informasi bahwa Rindu ternyata bekerja sebagai pengangkut pakan ternak sepulang sekolah.
“Cuma informasinya adalah walaupun kita enggak melihat secara langsung apa yang melibatkan anak ini meninggal dunia karena kan hasil visum dan sebagainya ya,” kata James saat dikonfirmasi pada Rabu (2/10).
“Nah si anak ini juga sebenarnya pekerja, pekerja pengangkat pakan ternak, itu yang disampaikan oleh guru (SW) ini. Tapi kami gak terlalu mendalami itu. Arti kata selesai sekolah anak ini juga memiliki tugaslah, tanggung jawab ke keluarga untuk bekerja,” sambungnya.
James pun meminta publik tak menyudutkan guru tersebut atas tewasnya Rindu. Sebab, polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
ADVERTISEMENT
“Kita memang dukung pembelaan kepada murid untuk tidak membenarkan sanksi fisik kepada murid tapi tak juga untuk memojokkan guru juga,” kata dia.
“Karenakan belum tentu dia sebagai penyebab kematian itu, kita kan enggak tahu kan setelah pulang sekolah itu ngapain kan, itu kan karena setelah pulang sekolah (pada hari kejadian), besok kan dia juga hadir ke sekolah dan tidak ada suatu penyakit korban sebagainya,” tuturnya.
Selain itu, James menuturkan, penjelasan dari guru SW, hukuman squat jump 100 kali bukan perintahnya. Melainkan, tawaran 1 dari 6 siswa yang dihukum saat itu karena tak menghafal tugas.
“Nah munculnya squat jump itu bukan dimulai dari guru ini, tapi salah satu murid yang meminta bisa gak kalau hukumannya itu squat jump,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Polisi juga telah mengekshumasi jasad Rindu pada Selasa (1/10) kemarin untuk mengetahui penyebab tewasnya Rindu.
Setidaknya, polisi membutuhkan waktu 3 hingga 4 minggu untuk membeberkan hasilnya. Selain itu, polisi juga sudah memeriksa 9 saksi dalam kasus ini.
Rindu sebelumnya tewas pada Kamis (26/9). Seminggu sebelumnya, Kamis (19/9), Rindu dihukum guru agamanya karena tak menghafal nama-nama nabi di Alkitab dengan squat jump 100 kali.
Esok harinya, Rindu mulai sakit dan kondisinya memprihatinkan. Ia sudah dibawa berobat ke klinik hingga akhirnya meninggal di RS Sembiring, Deli Serdang.