Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

Keluarga: Surat Cerai Sukarno-Inggit Benda Historis, Bukan Dokumen Negara
24 September 2020 16:56 WIB

ADVERTISEMENT
Dokumen surat pernikahan serta perceraian Presiden Sukarno dan Inggit Garnasih hendak dijual pewarisnya yakni Tito Z. Harmaen atau dikenal Tito Asmarahadi.
ADVERTISEMENT
Tito ini merupakan cucu angkat Inggit. Ibu Tito, Ratna Juami, anak angkat dari Inggit Garnasih. Tito hendak menjual dokumen berharga itu senilai Rp 25 miliar.
Alasan hendak menjual surat nikah cerai itu adalah wasiat langsung dari Bu Inggit. Menurut Tito, Bu Inggit pernah mewasiati hasil penjualan dari surat itu digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak, seperti membuat klinik, yayasan dan membangun sekolah.
Menurut Tito, sedianya dokumen itu sah-sah saja dijual. Musababnya, surat-surat itu merupakan milik pribadi, bukan milik negara.
"Ini bukan dokumen negara, memang betul menyangkut dokumen nasional tapi pemerintah sendiri tidak peduli, mau diapakan lagi. Saya gak ada jalan lain," ujar Tito, di rumahnya, di Bandung, Kamis (24/9).
"Mungkin benda ini adalah benda historis apalagi menyangkut seorang tokoh bangsa, jadi benda ini bukanlah benda negara," lanjut Tito.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya, Tito merasa tak masalah menjual surat nikah-cerai Inggit dengan Sukarno itu.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )