Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Keluarga Tak Berharap Jenazah Enen Dipulangkan
28 Maret 2018 18:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang warga negara Indonesia bernama Enen Cahyati tewas di Phnom Penh, Kamboja. Perempuan 47 tahun itu meninggal karena dicekik suaminya, Bilal Abdul Fateen, yang berasal dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Enen ditemukan tewas pada Minggu (25/3), tapi hingga kini jenazahnya masih berada di Kamboja. Keluarganya yang berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan, juga tidak berharap jenazah Enen dipulangkan.
Anak Enen, Insya Maulida, tidak meminta jenazah ibunya dipulangkan karena pertimbangan kondisi saat penemuan.
"Pertimbangan karena jenazah sudah lama sudah biru-biru badannya kasian juga kan," ucapnya kepada kumparan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (28/3).
Setelah ibunya ditemukan tidak lagi bernyawa, Insya diberi tahu Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri. Berdasarkan informasi itu, Insya tahu jika tubuh ibunya belum juga dikuburkan.
"Jenazahnya belum dimakamkan karena menunggu persetujuan dari pihak keluarga," ujarnya.
Enen ditemukan tewas di kamar Hometown Suite Hotel, Phnom Penh, Kamboja, pada Minggu (25/3) lalu. Menurut keterangan saksi, Enen dan Bilal menyewa kamar tersebut sejak 19 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Polisi Kamboja mengatakan, ibu tiga anak itu tewas akibat dicekik. Hingga saat ini, polisi masih memburu Bilal yang kabur dari lokasi kejadian.
Enen dan Bilal menikah secara siri di penjara Salemba pada 2015. Saat itu, Bilal dipenjara atas kekerasan dalam rumah tangga terhadap istri pertamanya. Selama menikah, Enen kerap mengalami kekerasan.
Enen pertama kali mengenal Bilal di situs muslima.com pada tahun 2014. Mereka lantas bertemu di Hotel Ibis di Sarina. Dalam pertemuan tersebut, Enen diajak menikah oleh Bilal.
Insya mengaku terkejut mendengar berita kematian ibunya dari pihak Kementerian Luar Negeri yang datang ke rumah mereka di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun laporan Kemlu tidak menyebut ibunya tewas dibunuh. Mereka baru tahu kejadian yang menimpa Enen dari pemberitaan media Kamboja.
ADVERTISEMENT
Namun keluarga sudah punya firasat peristiwa ini akan terjadi. Pasalnya, Bilal kerap memukuli ibunya.
"Kami kaget, dan pasti sudah mungkin terjadi. Soalnya di depan keluarga saja dia berani mukulin mama saya. Ada yang pernah melihat di Blok M, mamah saya lagi diseret-seret," kata Insya.