Keluarga Ujang Sarjana Usai Ngadu ke Jokowi: Tolak Pungli Lalu Ditangkap Polisi

22 April 2022 15:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua kerabat Ujang Sarjana, Kurnialih dan Ade Karnafi bersama dengan Kuasa hukum Ujang Sarjana, Rahman. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Dua kerabat Ujang Sarjana, Kurnialih dan Ade Karnafi bersama dengan Kuasa hukum Ujang Sarjana, Rahman. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penahanan Ujang Sarjana yang dilakukan Polresta Bogor Tengah menjadi sorotan setelah kerabatnya mengadu kepada Presiden Jokowi saat tengah meninjau pasar.
ADVERTISEMENT
Kerabat Ujang yang mengadu ke Jokowi saat kunjungan kerja di Pasar Kota Bogor yakni bernama Kurnialih (23) dan Rahman (20). Ujang adalah adik dari orang tua mereka bernama Ade Karnafi (48).
Kurnialih sangat bersyukur keluhan mereka didengar langsung Presiden Jokowi. Dia mengatakan, Ujang ditangkap karena menolak aksi premanisme yakni pungli terhadap pedagang pasar.
"Pengin ngadu spontan habis bingung mau ke siapa lagi. Semua cara sudah kita lakuin kan cuma tidak ada tanggapan. Pas Pak Jokowi datang kami teriak teriak.  Alhamdulillah didengar saya jelasinya buru-buru karena takut waktunya Pak Jokowi sebentar takut tidak tersampaikan gitu langsung ke intinya. Om saya menolak pungli lalu ditangkap polisi," kata Kurnialih saat ditemui, Jumat (21/4).
ADVERTISEMENT
Kurnialih menyebut, setelah mendengar pengaduan mereka, saat itu Presiden Jokowi meminta agar persoalan ini diselesaikan kepada Sekertaris Kabinet Pramono Anung.
"Ini selesaikan harus diberesin ke Pak Kapolda bilang gitu," ungkapnya.
Dua kerabat Ujang Sarjana, Kurnialih dan Ade Karnafi bersama dengan Kuasa hukum Ujang Sarjana, Rahman. Foto: Dok. Istimewa
Hal yang sama juga disampaikan Rahman. Dia bercerita persoalan yang dialami keluarganya. Oknum preman tersebut menjual rokok dan air mineral dengan memaksa. Jika tidak akan dilukai dengan senjata tajam.
"Walau kami ada stok rokok, air, plastik, mereka tetap masuk-masukin. Isinya mereka kurangi. Mereka sering mengancam berulang- ulang tanggal 24 November, itu sering ke pedagang bawa golok," ucapnya.
Lanjut Rahman, pada saat kejadian keributan pedagang hingga ada pedagang sayur yang kepalanya terkena senjata tajam. Dirinya langsung melaporkan ke ketua RT, Babinsa hingga Babinmas.
ADVERTISEMENT
"Ribut karena selama ini kita diam terus kita nolak," ujar Rahman.
Lanjut Rahman, saat kejadian preman yang suka menjual rokok tersebut jatuh hingga tangannya luka kemudian melaporkan ke polisi.
"Ada pedagang yang mungkin tapi pengakuan Andriansyah (terduga pelaku pungli) itu dia jatuh. Kalau mabuk minta uang semaunya Rp 200 ribu Pak, kalau ga besoknya dicagcagkin (diacak-acak) lapak dagangannya," ucapnya.
Rahman menyebut, para preman awalnya memasukan rokok dan plastik untuk dibeli pedagang dengan cara memaksa. Tidak hanya itu, anak buahnya setiap hari meminta Rp 5000-10.000
"Sampe satu lapak itu perharinya abis 70 ribu. Terus air minum botol habis tidak habis mereka masukin mereka paksa. Kalau lu ngga ambil gua cagcagkin lu dia bawa golok, bawa pistol. Kita  ada videonya Pak, mereka bukan asal ngomong, ada pedagang yang ditampar, dijedugin ke tembok, dagangannya dirusakin sama preman itu karena enggak nurut, jadi semua pedagang pada takut, gemeteran, kita tidak punya perlindungan," beber Rahman.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kakak Ujang Sarjana, Ade Karnafi (48) mengungkapkan para preman tersebut bernama Jupri dan dua anak buahnya Ardiansyah dan Komeng sering kali mengancam pedagang. Bahkan, dagangan mereka langsung dimasukkan ke lapak-lapak pedagang.
"Mereka mengancam kalau tidak ambil aqua (air mineral botol) sama plastik saya bacokin semua. Saya ada bukti video ancamannya. Mereka langsung masuk-masukin dilemparin," imbuhnya.