Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kisah heroik muncul dari pembantaian keluarga Mormon Amerika Serikat di Meksiko pada Senin lalu. Seorang bocah korban penembakan tersebut menyembunyikan adik-adiknya yang terluka, lalu berjalan puluhan kilometer mencari bantuan.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Rabu (6/10), nama bocah itu Davin Langford, usia 13 tahun. Sebuah keajaiban Langford tidak terluka dalam berondongan tembakan kelompok bersenjata ke mobil-mobil keluarganya. Sembilan orang tewas dihujami peluru, atau hangus terbakar di mobil yang dilahap api.
Ibu dan dua saudara lelaki Davin terbunuh dalam peristiwa itu. Setelah penembakan reda, Davin menarik keluar enam adiknya yang masih hidup ke semak-semak. Adik-adiknya itu terluka, dua di antaranya yakni Rogan berusia 2 tahun dan Trevor, 11, akhirnya meninggal karena lukanya.
Adiknya yang selamat adalah Oliver, 9 bulan, tertembak di dada, Codi, 8 tahun, tertembak di rahang dan kaki, Xander, 4 tahun, tertembak di punggung, dan McKenzie, 9 tahun, terserempet peluru di lengan.
ADVERTISEMENT
"Setelah melihat ibu dan saudaranya ditembak mati, putra Dawna, Devin, menyembunyikan keenam adiknya di semak dan menutupi mereka dengan ranting agar aman, sementara dia mencari bantuan," ujar pernyataan keluarga korban yang dikutip Reuters.
Davin harus berjalan selama 23 kilometer hingga berhasil menemukan bantuan 11 jam setelah penembakan. Jika Davin tidak memberanikan diri, tidak akan ada yang tahu nasib mereka.
Karena Devin lama kembali, McKenzie keluar dari persembunyiannya dan berjalan. Dia berjalan sejauh 16 kilometer dalam gelap dan tersesat. Polisi harus melakukan pencarian sebelum akhirnya McKenzie berhasil ditemukan.
Korban tewas dalam peristiwa itu berasal dari keluarga Mormon LeBaron, Langford, Miller dan Johnson. Mereka tengah dalam perjalanan dari Chihuahua Meksiko ke Arizona untuk menghadiri pesta pernikahan.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui siapa pelaku pembantaian sadis ini, namun diduga mereka berasal dari kartel narkotika Meksiko. Pemerintah AS dan Meksiko sepakat bekerja sama untuk mencari para pelakunya.