Keluhan Sopir Damri: Tanggung Tugas Kernet hingga Istirahat Berkurang

6 Juli 2019 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus Damri di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur yang kembali beroperasional pasca aksi mogok. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bus Damri di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur yang kembali beroperasional pasca aksi mogok. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Penumpang bus Damri rute Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dikejutkan dengan aksi mogok para pengemudi Damri pada Sabtu (6/7) pagi hingga siang.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui kumparan, para sopir mengungkapkan keluh kesahnya hingga mengakibatkan mereka mogok kerja.
Salah seorang sopir Damri trayek Terminal Rawamangun-Bandara Soekarno-Hatta yang enggan disebutkan namanya, mengeluhkan beban kerja yang bertambah ketika perusahaan tak lagi mempekerjakan kernet.
Akibatnya, tugas yang sebelumnya dikerjakan kernet mau tak mau kini harus dikerjakannya sendiri. Tugas itu seperti mengecek kondisi bus sebelum berangkat dan barang penumpang
"Kalau pribadi saya jelas sangat dirugikan dengan tidak adanya helper atau kernet. Kerjaan helper itu pasti kita yang kerjain seperti bersih-bersih mobil," kata sopir itu saat ditemui di Terminal Rawamangun, Sabtu (6/7).
Bus Damri di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur yang kembali beroperasional pasca aksi mogok. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Tugas kernet yang ia tanggung itu, menyebabkan dirinya kerap kehilangan waktu beristirahat. Hal itu menurutnya sangat riskan, mengingat ia membawa banyak penumpang.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau istirahat pun sulit kami. Kalau enggak ada yang mengerjakan itu kan kami yang kerjain juga," keluhnya.
Keluhan serupa juga datang dari sopir Damri trayek Stasiun Manggarai-Bandara Soekarno-Hatta. Ia menganggap pekerjaannya kini jauh lebih berat saat Damri melarang adanya kernet.
"Jadi harusnya tenaga bisa kita pakai buat istirahat, malah harus dipakai untuk kerja bantu bersihin bus segala macam," ungkap pengemudi itu.
Tugas tambahan itu, kata dia, bisa mengurangi konsentrasi para sopir ketika mengemudi lantaran kelelahan.
"Intinya enggak manusiawi lah buat beban pengemudi. Jadi sangat berat karena kita harus mikirin tugas kernet. Justru dengan mikirin itu malah tugas utama kita sebagai driver itu jadi tak terpenuhi," tuturnya.
Kondisi pool bus Damri di stasiun Gambir yang tetap beroperasi. Foto: Aprilandika pratama/kumparan
Tak hanya merugi dari segi tenaga, para sopir acap kali harus menanggung biaya tiket karena belum siapnya sejumlah fasilitas dalam bus seperti alat tapping tiket.
ADVERTISEMENT
"Kita juga disulitkan sama susahnya alat tapping tiket, yang kadang buat kita nombok uang tiket. Jadi sudah kerjaan dobel, kita juga harus nombok uang tiket yang kurang," ucapnya.
Diketahui aksi mogok kerja yang dilakukan sopir bus Damri itu berakhir Sabtu (6/7) pukul 13.00 WIB. Mogok yang berlangsung selama setengah hari itu bisa teratasi setelah adanya mediasi antara pihak pimpinan Perum Damri dengan para sopir.
Damri menyebut tuntutan sopir agar ada kernet di dalam bus akan direalisasikan. Namun kernet di dalam bus itu hanya untuk rute-rute sibuk.
Kondisi pool bus Damri di stasiun Gambir yang tetap beroperasi. Foto: Aprilandika pratama/kumparan