Kemampuan Tes Corona RI Hanya 200 Sampel Per Hari, Korsel 15 Ribu

3 April 2020 16:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di command center penanganan virus corona Pemprov Jabar. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di command center penanganan virus corona Pemprov Jabar. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebab Indonesia lambat menangani corona adalah kemampuan dalam mengetes sampel corona melalui swab. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkap pernyataan Menkes Terawan, ternyata Indonesia hanya bisa mengetes 200 sampel per hari.
ADVERTISEMENT
"Pak Menkes menyampaikan di depan Presiden, Litbangkes hanya sanggup 200 sampel per hari. Kira kira begitu. Padahal, Korsel itu bisa mengetes 15.000 sampel per hari," ucap Ridwan Kamil dalam video conference dengan Wapres Ma'ruf Amin, Jumat (3/4).
Tes dimaksud adalah tes swab dan sampelnya diuji di laboratorium dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), yang hasilnya valid. Semula Kemenkes ogah mengizinkan lab di daerah menguji dengan PCR, setelah kewalahan baru diizinkan.
Tes ini berbeda dengan rapid test yang sampelnya diambil dari darah dan diketahui hasilnya dalam 15 menit, namun validitasnya sangat rendah sehingga harus diuji lagi dengan PCR.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
"Jabar hari ini positifnya 223, Pak (Ma'ruf). Definisi positif ini adalah mereka yang sudah diswab. Sementara Bapak lihat sendiri antrean di Litbangkes itu luar biasa panjang," ungkap Emil.
ADVERTISEMENT
Lantaran antrean tes corona yang panjang, sementara pasien harus ada kepastian positif atau enggak, maka Emil berinisiatif membeli sendiri PCR dari Korea Selatan untuk menguji sampel di Jabar.
"Provinsi Jabar adalah provinsi pertama yang ngetes sendiri, Pak Wapres. Jadi yang lain ngantre, di Jakarta saya laporkan kami sudah beli sendiri alatnya ke Korea Selatan. Dan kami bisa mengetes 500 sampel di lab kami," ucapnya.
Ternyata, dari tes mandiri itu diketahui Wali Kota Bogor Bima Arya positif corona. Begitu juga Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Bupati Karawang Cellica, dan menemukan klaster di Jabar.
"Kita menemukan 4 klaster penyebaran. Satu menyebar di Seminar Syariah ekonomi di Bogor, satu penyebaran acara keagamaan di Bogor, Kristiani. Tiga, acara Gereja Bethel di Lembang, keempat acara Musda Hipmi di Karawang. Itu yang dilakukan melalui PCR 500 sampel," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Jadi mohon izin kalau kami banyak berinisiatif, semata- mata kami memahami kesulitan pemerintah pusat untuk mengkoordinasikan segala dimensi di waktu yang sangat darurat, sehingga kami banyak berinisiatif," tutupnya.