Kematian Akibat Corona di Malaysia Melonjak, Petugas Pemakaman Kewalahan

28 Mei 2021 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ulama Muslim Malaysia Rafie Zainal dan anggota timnya membantu anggota keluarga korban COVID-19, saat penguburan di sebuah pemakaman, di Gombak, Malaysia (23/5). Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ulama Muslim Malaysia Rafie Zainal dan anggota timnya membantu anggota keluarga korban COVID-19, saat penguburan di sebuah pemakaman, di Gombak, Malaysia (23/5). Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan melonjaknya kasus COVID-19 di Malaysia, para relawan pemulasaraan jenazah semakin kewalahan menghadapi banyaknya jenazah yang harus dimakamkan secara Islam.
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona yang tengah dihadapi Malaysia kali ini adalah yang terburuk sejak awal pandemi tahun lalu.
Skuad Pengurusan Jenazah Malaysia (SPJM) merupakan regu pemulasaraan jenazah yang menangani pemakaman korban COVID-19. Dalam melaksanakan tugasnya, mereka dibalut dengan Alat Pelindung Diri (APD) demi mengamankan mereka dari risiko keterpaparan.
Ketua SPJM, Muhammad Rafieudin Zainal Rasid, mengatakan bahwa regunya menangani jenazah sekitar 30 kali lebih banyak dibandingkan tahun lalu.
Satu tim yang berlokasi di Kuala Lumpur, menurut Rasid, bisa memakamkan dua hingga tiga jenazah per harinya.
“Sebelum ini, tiap bulannya hanya sekitar satu hingga tiga kasus, tetapi sekarang kami menangani dua hingga tiga kasus dalam satu hari,” ujar Rasid, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/5).
ADVERTISEMENT
Para relawan SPJM pertama mempersiapkan jenazah yang akan dimakamkan dari kamar mayat rumah sakit.
Usai melakukan pemakaman, mereka akan mendoakan jenazah secara Islam dalam lantunan doa dan lafaz Allah, dan terkadang juga didampingi dengan anggota keluarga jenazah yang diberikan APD.
Ulama Muslim Malaysia Rafie Zainal dan anggota timnya membantu anggota keluarga korban COVID-19, saat penguburan di sebuah pemakaman, di Gombak, Malaysia (23/5). Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Tetapi, bagi Rasid, tingginya kematian akibat COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir ini mempersulit mereka dalam memakamkan jenazah dalam kurun waktu 24 jam.
Dalam Islam, jenazah harus dimakamkan dalam waktu 24 jam sejak dirinya dinyatakan meninggal dunia.
“Jika ada lebih dari 10 kasus hari ini di lahan pemakaman yang sama, untuk menyelesaikan prosesnya, bisa mencapai dua hingga tiga [hari],” papar Rasid.
“Kami khawatir risikonya akan lebih berbahaya bagi kami semua yang terekspos, meningat kami adalah pihak yang menangani jenazah,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Malaysia pada Kamis (27/5) melaporkan penambahan kasus harian hingga 7.857 kasus dan 59 kematian. Meskipun total kasus Malaysia tak setinggi negara-negara tetangganya, contohnya Indonesia, rasio infeksi mereka adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.
Menurut data publik yang disajikan, rasio infeksi COVID-19 mereka mencapai 16 ribu per 1 juta kasus.