Kemenag Bikin Program untuk 22 Ribu Imam Masjid agar Lebih Moderat

28 Maret 2024 2:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi masjid. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masjid. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menaikkan value atau kualitas imam masjid menjadi salah satu agenda besar Kementerian Agama di 2024. Bagaimana progresnya?
ADVERTISEMENT
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag akan melakukan peningkatan kapasitas 22.000 imam masjid di seluruh Indonesia.
"Sejak 2021 Kemenag telah melakukan peningkatan kapasitas imam masjid sebanyak 5.500 orang, sebanyak 11.000 orang pada tahun 2022, 16.500 orang pada tahun 2023, dan 22.000 orang ditargetkan terlaksana pada tahun 2024," kata Direktur Urais Binsyar Kemenag, Adib, dalam keterangannya, dikutip Kamis (28/3).
Adib mengatakan, sasaran pesertanya merupakan imam masjid di Indonesia, yaitu imam masjid raya, masjid agung, masjid besar, masjid jami, masjid bersejarah, dan masjid di tempat publik.
"Pada tahun ini kami akan menggelar pelatihan tersebut melalui Massive Open Online Courses (MOOC), kemudian secara hybrid bersama imam Masjid Istiqlal," ujarnya.
Suasana ibadah salat tarawih malam kedua Ramadan 1445 H di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Menurut Adib, program ini merupakan salah satu upaya menjadikan masjid sebagai pelopor moderasi beragama.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap terjadi revitalisasi peran masjid untuk makin profesional secara pengelolaannya, kian moderat cara pandang dan paham keagamaan seluruh ekosistemnya, juga berdaya dan memberdayakan jemaahnya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan menggencarkan kampanye rintisan masjid ramah pada tahun 2024. Salah satu instrumen yang disiapkan adalah program bantuan.
Adib menjelaskan bahwa masjid ramah adalah masjid (termasuk musala) yang kondisinya memenuhi kriteria dalam lima kategori ramah.
Baik dilihat dari sisi pola pikir (mindset), keterampilan (skillset), segenap ekosistem, maupun ketersediaan sarana prasarananya (toolset).
Lima kategori ramah tersebut adalah ramah perempuan dan anak, ramah difabel dan lansia, ramah lingkungan, ramah keragaman, serta ramah duafa dan musafir.
"Kami juga sudah memberi bantuan operasional rintisan Masjid Ramah 2024 tahap pertama pada Januari lalu. Bantuan ini hanya untuk dukungan pada sisi toolset (sarana prasarana) saja. Selain tidak besar, sarana-prasarana lebih mudah dilihat sebagai evidence pengukurannya," papar Adib.
ADVERTISEMENT
Ia berharap dana bantuan operasional tersebut penggunaannya secara optimal untuk mendorong terbentuknya ekosistem masjid, dan meningkatkan derajat keberlanjutan keberagaman masjid.