Kemenag dan Kedubes AS Teken Kerja Sama Pendidikan: Ada Beasiswa ke Amerika

8 Januari 2025 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Nasaruddin Umar usai menandatangani implementation arrangement di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Nasaruddin Umar usai menandatangani implementation arrangement di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama (Kemenag) dan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat meneken Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama bidang pendidikan melalui pelaksanaan Program Fulbright di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penandatangan dilakukan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Duta Besar Amerika Serikat (AS) Kamala Shirin Lakhdhir di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Rabu (8/1).
Kerja sama ini merupakan komitmen Kemenag untuk memberikan kesempatan kepada para santri mengenyam pendidikan ke luar negeri.
“Baru saja kita melakukan penandatanganan MoU antara Kedutaan Amerika dan Kementerian Agama Republik Indonesia, intinya antara lain adalah akan diberikan kesempatan kepada santri-santriwati mahasiswa yang berada dalam lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mendapatkan beasiswa Fulbright ke Amerika,” kata Nasaruddin Umar usai menandatangani MoU bersama Kedubes AS.
Santri bisa memilih jurusan yang diminati dan tidak mesti jurusan agama. Setelah lulus, diharapkan para santri bisa kembali mengabdi dan mengajar di pesantren.
ADVERTISEMENT
"Jurusannya apa saja, tidak mesti harus agama Islam saja, tapi kimia, biologi, fisika. Kita kan juga perlu guru-guru biologi, kimia, fisika di pondok santri. Apa pun disiplinnya, tergantung peminatannya nanti," ucap Nasaruddin.
Soal kuota dan syarat, kata Nasaruddin nanti disesuaikan oleh American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) selaku pengelola program Fulbright. Tapi yang pasti, kata Nasaruddin, kemampuan Bahasa Inggris menjadi pertimbangan utama.
"Ya menentukan kuota itu Amerika, jadi yang penting siapa yang lulus persyaratannya itu, TOEFL-nya pasti ya, kita punya standar kalau di AMINEF. Ini AMINEF juga representatif Amerika untuk merekrut calon-calon mahasiswa ke Amerika, itu adalah AMINEF," jelasnya.

Minat Santri Tinggi

Nasaruddin mengatakan minat santri untuk belajar ke luar negeri tinggi. Apalagi saat ini, media juga sudah sangat terbuka terhadap pesantren.
ADVERTISEMENT
"Faktanya tinggi, tinggi banget (minat santri)," katanya.
Selain itu, pusat-pusat studi Islam di Amerika, kata Nasaruddin, banyak sekali. Profesor-profesor muslim terkemuka di Amerika juga banyak di beberapa universitas.
"Bahkan profesor tafsir yang terkemuka juga banyak di Amerika. Jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa belajar tafsir itu hanya di Timur Tengah," ucapnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mendatangani MoU atau kerja sama implementation arrangement di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Native Speaker hingga Kerja Sama Riset bagi Dosen

Selain beasiswa, kata Nasaruddin, akan ada tenaga pengajar native Amerika yang ditempatkan di beberapa pondok pesantren untuk mengajar Bahasa Inggris
“Yang kedua, juga diberi kesempatan untuk mendapatkan tenaga pengajar native speaker dari Amerika untuk ditempatkan di pondok-pondok pesantren untuk memberikan penguatan Bahasa Inggris di madrasah dan di pondok-pondok pesantren,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Bagi para dosen yang hendak mengambil riset ke AS, Nasaruddin mengatakan, dapat mengajukan sponsor ke Fulbright dengan mengambil visiting scholar.
“Yang ketiga juga diberikan peluang untuk mengirim dosen-dosen untuk melakukan riset di Amerika Serikat atau mengambil visiting scholar di Amerika Serikat dibawa dengan sponsor Fulbright,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
Lebih jauh, kata Nasaruddin, melalui kerja sama ini tidak menutup kemungkinan akan adanya riset bersama antara sekolah Amerika Serikat dan Indonesia. Khususnya dalam lingkungan muslim scholars.
“Kemudian, juga dimungkinkan kita melakukan join research, melakukan research bersama antara sekolah di Amerika dan sekolah di Indonesia khususnya di lingkungan muslim scholars untuk meneliti beberapa case,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Duta Besar Amerika Serikat (AS) Kamala Shirin Lakhdhir mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga penandatanganan MoU ini bisa terlaksana.
ADVERTISEMENT
"Saya senang sekali bisa turut hadir di sini untuk menandatangani dengan Bapak Menteri. Bapak Menteri saling bertemu dan saling bertukar ide, saling mengajarkan perspektif baru dan belajar bersama, kita lebih memahami kesamaan kita. The Fulbright menawarkan kesempatan untuk melakukan hal tersebut. Program ini juga memajukan pengejaran dan pembangunan pengetahuan," kata Kamala.
"Saya berterima kasih kepada semua orang yang telah menyaksikan bersama Bapak Menteri di sini, menunjukkan pentingnya persahabatan bagi perdamaian dan keamanan dunia," imbuhnya.