Kemenag: Hilal Belum Penuhi Syarat, Lebaran Diprediksi Sabtu

20 April 2023 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi melihat hilal. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melihat hilal. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, Khafid, memperkirakan akan terjadi perbedaan hari raya Idul Fitri 1444 hijriah antara pemerintah dengan Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan perbedaan Idul Fitri dikarenakan titik elongasi hilal belum memenuhi kriteria hilal dari MABIMS atau kumpulan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
"Dengan peta elongasi kita bisa lihat bahwasanya secara global, elongasi kita mensyaratkan 6,4 derajat, sedangkan Indonesia baru di Aceh 3 derajat, atau 3 derajat lebih dikit. Kalau kita sampai dimaksimalkan paling barat Indonesia. Dengan kita lihat elongasinya pun belum memenuhi kriteria," kata Khafid dalam seminar sidang Isbat di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (20/4).
Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Khafid memperkirakan akan terjadi perbedaan hari raya Idul Fitri 1444 hijriah antara pemerintah dengan Muhammadiyah.
"Jadi kalau masalah perbedaan ini kan bukan untuk pertama kali ini saja kita berbeda, masyarakat juga sudah teredukasi bertahun-tahun dengan perbedaan semacam ini Insya Allah enggak terjadi apa-apa," imbuhnya.
Meski begitu, keputusan resmi akan disampaikan dalam sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas malam ini.
"Saya enggak boleh memastikan lebaran hari Sabtu, tetapi kalau bicara scientific alasan ilmiah prediksinya hari Sabtu," pungkasnya.
Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan Syawal 1444 H jatuh pada Jumat (21/4). Muhammadiyah menetapkan awal bulan syawal dengan metode hisab, yaitu dengan cara perhitungan matematis dan astronomis dalam menentukan posisi bulan untuk menentukan dimulainya awal bulan pada kalender hijriyah.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan awal bulan Syawal dengan menggunakan metode rukyatul hilal, yaitu sebuah metode penentuan awal bulan Hijriyah dengan cara mengamati hilal (bulan sabit) secara langsung dengan menggunakan teleskop. Jika hilal (bulan sabit) sudah terlihat di ketinggian 3 derajat, maka berarti sudah memasuki awal bulan baru.