Kemenag Mulai Tata Ulang Pembayaran Dam: Harga 300 Riyal Itu Mustahil

10 Juni 2023 6:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 23 April 2024 12:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Arsyad Hidayat. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Arsyad Hidayat. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Agama (Kemenag) tengah berupaya menata ulang pengelolaan pembayaran dam atau denda. Dam biasanya dibayar dengan menyembelih satu kambing.
ADVERTISEMENT
Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag, Arsad Hidayat, mengatakan, selama ini jemaah membayar dan antara 300-350 riyal atau Rp 1,2 juta-Rp 1,4 juta. Itu pun sudah termasuk biaya ziarah.
"Akhirnya kita tanya sama yang punya otoritas. Katanya mustahil harga segitu, akhirnya jadi tanda tanya," kata Arsad di Makkah, Jumat (10/6).
Kemenag akhirnya menurunkan tim khusus untuk memeriksa betul sebenarnya bagaimana pengelolaan dam yang benar. Begitu juga dengan harga yang benar untuk penyembelihan satu kambing hingga distribusi.
"Kami sudah menerbitkan surat edaran penyelenggaraan haji dan umrah untuk pengelolaan hewan dam. Saat ini fokus di petugas," tutur dia.
"Dengan edaran itu semua petugas diwajibkan membayar dam ke lembaga yang sudah ditetapkan dengan harga yang sangat rasional. Harga 600 riyal mulai penyembelihan, pembersihan sampai penyimpanan dan distribusi wilayah Makkah," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Arsad mengatakan, pengelolaan dam ini juga dibangun dengan serius hingga bersertifikat. Tempat penyembelihan hewan yang dipilih juga sudah memiliki izin resmi dari kementerian terkait di Arab Saudi.
Di sisi lain, Kemenag juga tengah berdiskusi dengan Baznas. Dengan begitu, daging hewan dam bisa dikemas dengan baik untuk dikirim dan dibagikan ke Indonesia.
"Jika terealisasi, hewan dam dari petugas dan jemaah Indonesia bisa didistribusikan untuk orang-orang fakir miskin di tanah air," kata dia.
Arsad mengatakan, tahun ini memang fokus ke petugas. Dengan harapan bisa menjadi contoh bagi jemaah dan bisa diikuti tahun berikutnya.
"Ini yang bisa dicoba untuk kemanfaatan fakir di tanah air. Tahun ini fokus di petugas. Jemaah nanti tidak menutup kemungkinan akan ikut," ucap dia.
ADVERTISEMENT