Kemenag Petakan Masalah Jemaah Haji di Armuzna: Makanan hingga Air MCK Kurang

5 Mei 2025 9:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon jemaah haji berkumpul di Asrama Haji Pondok Gede. Foto: Dok. Media Center Haji
zoom-in-whitePerbesar
Calon jemaah haji berkumpul di Asrama Haji Pondok Gede. Foto: Dok. Media Center Haji
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama (Kemenag) sudah memetakan potensi risiko atau masalah yang bakal dihadapi saat jemaah haji mulai memasuki Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
ADVERTISEMENT
Plt. Inspektur Jenderal Kemenag, Faisal Ali Hasyim, membeberkan permasalahan yang kemungkinan terjadi selama pemberangkatan ke Arafah.
Pertama, jemaah haji yang dijadwalkan berangkat siang atau malam hari, menyebabkan kemungkinan makanan terlambat atau tidak mendapatkan makanan di Maktab atau di Arafah.
Kedua, kata Faisal, ada risiko keterlambatan pengantaran jemaah haji menuju Armuzna.
“Ketiga, jumlah jemaah haji melebihi kapasitas bus. Keempat, bus layanan jemaah haji disusupi oleh pegawai syarikah dan atau jemaah tidak resmi atau ilegal,” kata Faisal saat Bimtek Petugas Haji 2025 di Asrama Haji Cipondoh, Banten, dikutip pada Senin (5/5).
Suasana tenda yang akan digunakan jamaah untuk wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Jumat (16/6/2023). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
Faisal mengungkapkan, Kemenag sudah mempunyai langkah mitigasi untuk permasalahan di Arafah. Pertama, mendorong syarikah atau perusahaan penyedia layanan di Arab Saudi untuk menyediakan makanan siap saji dan dibagikan sebelum jemaah berangkat ke Arafah.
ADVERTISEMENT
Faisal mengatakan langkah berikutnya adalah memastikan jumlah bus yang mengangkut jemaah dari setiap syarikah cukup.
“Ketiga, menginstruksikan Karu (ketua regu) atau Karom (ketua rombongan) agar jemaahnya dapat tertib dan memberikan penjelasan jika terpisah bus pada lokasi nanti akan berbarengan kembali. Keempat, tim transportasi dan Karom melakukan sweeping dan menertibkan jemaah haji,” terang Faisal.
Ilustrasi Kondisi penginapan jemaah di Armuzna. Foto: MCH 2022
Sementara itu, saat pelaksanaan wukuf di Arafah dan bermalam di Mina, permasalahannya diperkirakan hampir sama. Pertama, jumlah jemaah haji di dalam tenda melebihi kapasitas. Lalu, layanan yang disediakan oleh syarikah berbeda-beda.
Kemudian, ketersediaan air untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) untuk kebutuhan jemaah haji kurang, jumlah makanan dan minuman yang tersedia kurang, komposisi menu makanan tidak sesuai kontrak, dan keluhan jemaah tidak tertangani.
ADVERTISEMENT
Mitigasi yang dilakukan adalah PPIH melabeli kapasitas pada setiap tenda, melakukan sosialisasi standar pelayanan minimal kepada Karom dan Karu untuk disampaikan kepada jemaah haji, Syarikah menyediakan mobil tanki air cadangan.
Kedatangan jamaah dari Depok dan Karawang di Maktab 68 Arafah. Foto: Dok. MCH 2024
Kemudian, PPIH mengawasi distribusi makanan dan minuman, mengawasi kesesuaian menunya, dan mendorong syarikah menyediakan petugas 24 jam di posko pengaduan keluhan jemaah.
Lebih lanjut, Faisal menuturkan permasalahan yang kemungkinan terjadi di Muzdalifah adalah keterlambatan pengantaran jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina.
“Mitigasi yang dilakukan itu PPIH dan Syarikah menyusun simulasi pengangkutan jemaah dari Muzdalifah ke Mina secara detail dengan target waktu tidak melewati 07.35 WAS atau realisasi waktu jemaah tuntas diangkut dari Muzdalifah ke Mina tahun 2024,” tutur Faisal.