Kemendikbud Minta YouTube TakeDown Lagu 'Hello Kuala Lumpur'

14 September 2023 13:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemendikbudristek telah melayangkan protes ke YouTube terkait lagu 'Hello Kuala Lumpur' yang dinilai menjiplak lagu karya Ismail Marzuki 'Halo Halo Bandung'. Mereka meminta lagu tersebut di-takedown.
ADVERTISEMENT
"Kami tadi pagi sudah melayangkan protes ke YouTube agar kasus ini ditangani segera. Jika secara substansial Youtube melihat ada kesamaan seperti yang dimaksud itu juga akan diturunkan (takedown)," kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dalam rapat dengan Komisi X DPR, yang dilihat di YouTube Komisi X DPR, Kamis (14/9).
Hilmar kemudian menceritakan soal kapan video tersebut diunggah. Di akun Lagu Kanak TV, lagu nasional yang diciptakan oleh Ismail Marzuki pada 1946 itu diubahnya menjadi 'Hello Kuala Lumpur' — seraya menuliskannya sebagai 'lagu patriotik' Malaysia.
"Ini bermula dari diungguhnya judul lagu Hello Kuala Lumpur yang diunggah 30 Juni 2018. Jadi sudah 5 tahun lalu di chanel Youtube tersebut," ungkapnya.
"Kebetulan memang isinya adalah lagu-lagu Melayu dan Malaysia dan 2 hari terakhir ini menjadi perhatian karena ada kesamaan substansial Hello Kuala Lumpur dan Halo Halo Bandung karya Ismail Marzuki," sambung dia.
ADVERTISEMENT
'Hello Kuala Lumpur' hanya mengubah beberapa kata dari lirik Halo-Halo Bandung, seperti kata sapaan dan nama kota.
Bila dibandingkan, lirik lagu Halo-Halo Bandung memiliki kata sapaan 'beta' untuk menggantikan 'saya', serta mengisahkan peristiwa Bandung Lautan Api pada 23-24 Maret 1946.
"Kita berterima kasih atas laporan masyarakat. Karena tidak mungkin kita memonitor YouTube yang memiliki 4,5 juta video baru setiap hari. Jadi kami sangat berterima kasih sehingga tindakan bisa kami ambil," tutupnya.