Kemendikbud Siapkan Kurikulum Darurat Bagi Sekolah yang Masih Belajar dari Rumah

7 Agustus 2020 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim saat melakukan konferensi Dana BOS 2020, Senin (10/2). Foto: dok. kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
com-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim saat melakukan konferensi Dana BOS 2020, Senin (10/2). Foto: dok. kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
Kemendikbud akan menyiapkan kurikulum darurat bagi sekolah yang masih menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mendikbud Nadiem Makarim mengungkapkan, kurikulum darurat untuk setiap jenjang pendidikan ini bertujuan untuk membantu para murid dengan modul yang spesifik.
ADVERTISEMENT
"Untuk yang masih melaksanakan PJJ, kami menyiapkan kurikulum darurat. Untuk jenjang SD, SMP, SMA, kami telah menyusun kurikulum darurat, yaitu penyederhanaan kompetensi dasar untuk membantu yang lebih potensi terdampak. SD dan Paud, Kemendikbud menyediakan modul pembelajaran spesifik berisi panduan guru pendamping atau orang tua siswa," kata Nadiem dalam keterangannya, Jumat (7/8).
Nadiem menjelaskan kurikulum ini akan berlaku sampai akhir tahun ajaran ini, dan lebih fokus kepada pelajaran yang esensial.
"Kurikulum darurat itu yang selama ini sudah lama ditunggu oleh guru. Kurikulum darurat mengurangi kompetensi dasar di setiap mata pelajaran tetapi fokus yang esensial. Jadinya bukan melebar, tetapi mendalam. Ini berlaku sampai akhir tahun ajaran," ungkapnya.
Seorang anak didampingi ibunya belajar dengan melihat tayangan siaran TVRI di rumah mereka, di Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

Kurikulum Darurat Tidak Wajib Diterapkan oleh Sekolah

Meski demikian, kurikulum darurat ini tidak wajib digunakan oleh sekolah. Sekolah yang sudah menyederhanakan kurikulum secara mandiri tetap dapat memakai kurikulum mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
"Bagi sekolah yang sudah melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri jangan khawatir. Ini suatu opsi bagi sekolah, bagi Kadis Pendidikan masing-masing pemda. Ini opsi, tidak dipaksakan," jelasnya.
Nadiem menjelaskan, pihaknya sengaja mengurangi banyak sekali kompetensi dasar agar siswa bisa lebih fokus kepada kompetensi esensial yang akan menjadi fondasi pembelajaran berikutnya. Dia memastikan kurikulum darurat ini sudah terstandar dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
"Jadinya ini bukan dijadikan kurikulum yang tidak terstandar, bukan. Ini yang terpenting dan fokus pada kompetensi itu sehingga di masa yang menantang ini mereka fokus mendalami kompetensi. Lebih baik kita mendalami yang esensial daripada kita menyelesaikan semua," jelasnya lagi.
Agar penerapan kurikulum ini dapat berjalan dengan lancar, Kemendikbud pun melakukan relaksasi kepada tenaga pengajar. Guru tidak perlu memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu, dan dapat lebih fokus memberikan pelajaran interaktif.
ADVERTISEMENT
"Penting sekali bahwa proses ini yang begitu sulit di masa kritis ini, harus dilakukan secara gotong royong semua pihak. Pemda, sekolah, orang tua harus bergotong royong memastikan anak-anak kita masih melakukan pembelajaran, tentunya tidak bisa 100 persen optimal," tuturnya.
"Kita butuh partisipasi masyarakat, kita butuh partisiasi orang tua, layanan kesehatan. Kita harus memastikan anak-anak kita belajar dengan sehat dan aman," pungkasnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: