Kemenhub Akui Kapal Ternak Belum Mampu Turunkan Harga Daging Sapi

16 Oktober 2017 14:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sapi potong di Papua.  (Foto: Dok. Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Sapi potong di Papua. (Foto: Dok. Kementan)
ADVERTISEMENT
Pengoperasian satu unit kapal ternak sejak Juni 2017 lalu, ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi daging sapi di Pulau Jawa, khususnya DKI Jakarta. Rencananya Kemenhub akan menambah 2 unit kapal lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Subdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Capt Wisnu Handoko mengungkapkan, penyelenggaraan kapal khusus angkutan ternak diharapkan mampu menurunkan harga daging di tingkat konsumen Pulau Jawa, khususnya Jakarta.
Adapun salah satu solusi untuk memecahkan masalah tersebut, menurutnya dengan mencukupi kebutuhan daging sapi masyarakat. Sebab jika daging sapi langka, maka harga di tingkat konsumen akan melonjak. Saat ini harga daging sapi di DKI Jakarta bertahan di angka Rp 120.000/kg.
Kapal Ternak KM Camara Nusantara 1 (Foto: Dok. PT Pelni)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Ternak KM Camara Nusantara 1 (Foto: Dok. PT Pelni)
"Sekarang ini penyelenggaraan kapal khusus angkutan ternak belum mampu menurunkan harga daging di tingkat konsumen di Pulau Jawa, khususnya Jakarta," kata Wisnu saat ditemui di Hotel Red Top, Senin (16/10).
Oleh karena itu, dia mengungkapkan dari 4 kapal ternak yang saat ini tengah dibangun, dua di antaranya diusulkan Kemenhub untuk bertrayek menuju Jakarta. Jika usulan tersebut terlaksana, maka akan ada tiga kapal akan bertrayek menuju ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Usulan kami di 2018 untuk kebutuhan Jakarta, trayeknya Kupang-Jakarta, Waingapu-Jakarta, dan Celukan Bawang Bali-Jakarta," jelasnya.
Wisnu mengatakan, nantinya pengelola atau operator kapal ternak ditentukan melalui mekanisme penugasan atau pelelangan umum kepada BUMN atau perusahaan pelayaran nasional (swasta). Proses penugasan atau pelelangan akan dilakukan pada Desember 2017.
"Sejauh ini BUMN yang mengelola dari Pelni. Kita nanti akan membuka juga untuk perusahaan swasta," tutupnya.
Reporter: Muchammad Resya Firmansyah