Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kemenhub: Sejumlah Fasilitas Pelabuhan Rusak Akibat Gempa di Sulteng
29 September 2018 7:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan memastikan sejumlah fasilitas baik sarana dan prasana di Pelabuhan di wilayah Sulawesi Tengah mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi kemarin Jum'at (28/9) sore.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo menjelaskan, bahwa Pelabuhan Pantoloan yang berada di kota Palu mengalami kerusakan yang paling parah dibandingkan pelabuhan lainnya yang ditandai dengan rubuhnya Quay Crane atau kran peti kemas yang biasanya digunakan untuk membongkar atau memuat peti kemas.
"Laporan sementara, Quay Crane di Pelabuhan Pantoloan roboh dan dengan kondisi ini layanan kepelabuhanan dihentikan menunggu hasil pengecekan lebih lanjut di lapangan," kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (29/8).
Sementara itu, laporan dari Pelabuhan Wani ada beberapa bangunan dan dermaga yang juga mengalami kerusakan. Adapun kapal KM. Sabuk Nusantara 39 yang sedang bersandar di Pelabuhan Wani terlempar dan terbawa arus sejauh 70 meter dari dermaga akibat gelombang tsunami yang menerjang wilayah tersebut kemarin.
ADVERTISEMENT
"Kapal KM. Sabuk Nusantara 39 dalam kondisi tidak ada penumpang. Total Anak Buah Kapal (ABK) ada 20 orang. Saat kejadian, ada 3 orang ABK yang sedang turun ke darat untuk bertemu keluarganya sedasngkan 17 ABK lainnya ada di atas kapal. Posisi kapal sendiri saat ini berada di sekitar 70 meter dari laut tepatnya di jalan raya dan kapal menggunakan generator darurat untuk kelistrikannya," terangnya.
Kerusakan akibat gempa juga terjadi di Pelabuhan Ogoamas berupa adanya retak di Talaud dan terjadi pergeseran dermaga ke sisi kanan sepanjang 3 cm. Laporan lain dari Pelabuhan Ampana, Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Belang-Belang dan Pelabuhan Majene kondisinya baik dan tidak ada kerusakan akibat gempa.
Agus meminta, agar jajarannya di lokasi gempa untuk tetap waspada terhadap gempa susulan yang masih terjadi sewaktu-waktu dan menginstruksikan untuk terus melakukan pengawasan dan pengecekan adanya kerusakan pasca gempa bumi di pelabuhan.
Secara khusus untuk penanganan gempa, Ditjen Perhubungan Laut telah membentuk Quick Response Team yang langsung diterjunkan ke lokasi bencana gempa bumi tersebut. Nantinya, kapal patroli kelas I dan kelas II dari KSOP Bitung dan Pangkalan PLP Bitung serta PLP Tual sebagai bagian dari Quick Response Team disiapkan membantu penanganan musibah gempa tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami telah membentuk Quick Response Team untuk membantu memberikan pertolongan bagi korban gempa. Saya juga menginstruksikan agar UPT di sekitar wilayah bencana gempa tersebut untuk memberikan pertolongan sebagai bagian dari Quick Response Team Ditjen Perhubungan Laut," pungkasnya.