Kemenhub soal Penumpang Garuda Turun di Halim: Harus Sesuai Tiket

22 November 2019 15:47 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Penumpang pesawat Garuda Indonesia 271 CRJ-1000 rute Banyuwangi-Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta) akhirnya diizinkan turun di Bandara Halim Perdanakusuma. Pesawat tersebut seharusnya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta namun dialihkan ke Halim karena cuaca buruk.
ADVERTISEMENT
Direktur Transportasi Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni, menilai kejadian itu merupakan hal yang aneh. Pasalnya, seharusnya penumpang protes karena tidak dibawa ke tempat tujuan, bukan sebaliknya.
"Aku belum ngecek lho ini, tapi kan emang airlines harus bertanggungjawab membawa penumpang sesuai tiket yang tertera. Itu kan kontraknya begitu. Kontrak antara penumpang dan airlines itu ada di tiket, toh?" tutur Kristi kepada kumparan, Jumat (22/11).
Menurut Kristi, seharusnya pihak maskapai bertanggungjawab membawa penumpangnya ke tujuan sesuai tiket. Sebab, kontrak antara penumpang dengan maskapai tertera dalam tiket tersebut.
"Jadi dia harus membawa penumpangnya ke sana gitu lho, justru dia enggak boleh menurunkan penumpangnya seenaknya sendiri. Lah makanya itu kebalik, harusnya penumpang itu menuntut diterbangkan ke tujuan semula, ini malah minta turun, kan aneh," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Para penumpang tersebut bersikeras untuk turun di Halim dan menolak diterbangkan kembali ke Soetta karena takut. Menurut Kristi, alasan tersebut tidak masuk akal.
"Itu kan kebetulan divert-nya di Halim. Lah kalau divert-nya di Lampung sana? Ya masa mau minta turun di Lampung, ngambek enggak mau terbang lagi? Kan enggak mungkin," ucap Kristi.
Apalagi, jika cuaca sudah membaik dan ATC sudah memberikan sinyal boleh terbang, maka menurut Kristi, harusnya penumpang tidak perlu takut lagi. Sehingga, mereka bisa terbang ke Soetta sesuai dengan kontrak yang tertera di tiket.
"Itu kan bukan orang-orang yang pertama kali naik pesawat. Kalau semua sudah bagus, cuaca sudah bagus, ATC sudah bilang oke, kenapa dia harus takut? Malah aneh ini menurutku, biasanya orang marah karena enggak dibawa ke tujuan, ini malah marah karena mau dibawa ke tujuan semula," pungkasnya.
ADVERTISEMENT