Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kemenkes: 22 Subvarian Corona Delta Telah Ditemukan di Indonesia
4 November 2021 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Varian corona Delta dan turunannya Delta plus menjadi varian terkini yang menyebar ke berbagai negara di dunia. Tak hanya mudah menular, varian jenis ini juga disebut ahli lebih mematikan.
ADVERTISEMENT
"Varian Delta yang ditemukan di negara kita itu sudah sampai turunan-turunannya ya sudah ada seperti AY1, AY11, AY16," ujar jubir Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi daring Forum Merdeka Barat bertajuk 'Waspada Tangkal Varian Anyar', Kamis (4/11).
Sejumlah provinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur menjadi beberapa provinsi yang menurutnya sudah ditemukan adanya penularan virus corona varian Delta. Jumlahnya sudah ratusan hingga ribuan kasus.
"Kita lihat ya memang kota-kota besar khususnya di DKI Jakarta kemudian kalau kita lihat Jawa Barat ya, Jawa Tengah, Jawa Timur itu adalah provinsi-provinsi yang memang banyak melaporkan adanya varian Delta ya. Paling tinggi memang seperti DKI Jakarta itu 1300 sudah terdeteksi dan terdeteksi varian Delta," ungkap Nadia.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat di Jawa Tengah itu ada sekitar 300-an, Jawa Barat itu ada 700an varian delta yang sudah dilaporkan," lanjut dia.
Bahkan, hingga saat ini, menurut Nadia total ada sekitar 22 turunan dari varian Delta yang teridentifikasi masuk di beberapa wilayah Indonesia. Ini yang harus diantisipasi bersama.
"Jadi ada kurang lebih dari B.1617.2 yang kita kenal sebagai varian delta, itu sudah punya turunannya sebanyak 22 yang sudah kita identifikasi di indonesia. Tentunya ini yang menjadi kewaspadaan kita jangan berikan kesempatan varian delta ini berkembang lebih lanjut," beber Nadia.
Agar varian tersebut tak makin bertambah jumlahnya, Nadia berpesan agar masyarakat tetap patuh pada aturan protokol kesehatan ketat yang berlaku. Ke depan pemerintah pun akan mendorong penggunaan aktif aplikasi pedulilindungi sebagai salah satu langkah pencegahan utama untuk memantau sejauh mana penularan virus di beberapa wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tentunya upaya yang harus kita lakukan pertama protokol kesehatan harus tetap dilakukan ya kita tidak boleh kendor walaupun situasi terus membaik angka positivity rate kita Kita tahu sudah kurang dari 1% malah kurang dari setengah persen ya," kata Nadia.
"Jadi artinya kita untuk daerah-daerah bagaimanapun juga dengan kondisi yang terus membaik protokol kesehatan tetap harus menjadi suatu kewajiban dan protokol kesehatan ini juga kita ketahui di provinsi-provinsi di luar Jawa Bali itu juga kita mendorong untuk menerapkan pedulilindungi ya sebagai bagian daripada upaya untuk memperkuat protokol kesehatan," tutupnya.