Kemenkes Ancam Tutup Akses PeduliLindungi Lab yang Patok PCR di Atas Rp 275 Ribu

29 Oktober 2021 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas di lab Nusantics. Foto: Dok: East Ventures
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di lab Nusantics. Foto: Dok: East Ventures
ADVERTISEMENT
Masih ada sejumlah lab yang belum juga menurunkan harga tes swab RT-PCR menjadi Rp 275 ribu untuk Jawa-Bali. Apa respons Kemenkes terkait hal ini?
ADVERTISEMENT
Jubir Kemenkes Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat yang menemukan lab bandel untuk melapor ke pemerintah di daerahnya masing-masing.
"Mohon dilaporkan ke pemda dan dinkes setempat, ya," kata Nadia kepada kumparan melalui pesan singkat, Jumat (29/10).
Ia juga mengungkap sanksi yang akan diberikan kepada lab bandel. Mereka terancam ditutup aksesnya ke aplikasi PeduliLindungi.
Selama ini Kemenkes membuat daftar lab apa saja yang masuk ke pengawasan mereka. Lab tersebut kemudian diberikan akses ke PeduliLindungi, sehingga masyarakat yang tes di sana akan tercatat di aplikasi tersebut.
"Kemenkes akan turut memonitor keluhan dan jika ada lab yang tidak patuh maka akses mereka ke PeduliLindungi akan ditutup," ujar Nadia.
Memang belum semua lab menurunkan harga, salah satunya Bumame Farmasi di Gambir, Jakarta Pusat. kumparan mencoba melakukan tes PCR, namun harga masih sama, untuk hasil tes 24 jam Rp 495.000.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya mengapa harga belum turun, pihak staf Bumame menyebut belum ada perintah dari manajemen.
“Manajemen belum membuat kebijakan, jadi di bawah kita masih seperti harga awal,” ujar salah seorang staf yang melayani registrasi tes PCR pada Kamis (28/10) malam.
Hal serupa disampaikan oleh Wandri, salah satu pembaca kumparan yang ingin tes PCR untuk syarat perjalanan.
Ketika mencoba menelepon sebuah lab di kawasan Jaksel, petugas di ujung telepon menyebut tarif belum Rp 275 ribu.
"Kita masih ada 3 produk. Ekspress masih ada di harga Rp 595 ribu, untuk flash Rp 495 ribu, reguler Rp 450 ribu. Masih belum ada penurunan," kata petugas tersebut ditirukan Wandri, Kamis (28/10).