Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kemenkes Ingatkan Petugas Haji Waspadai COVID-19 dan MERS: Taat Prokes
10 Juni 2022 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Budi Sylvana, MARS menitipkan tiga pesan bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan. Mengingat ibadah haji tahun ini dilaksanakan di masa pandemi COVID-19, sehingga tingkat kewaspadaan petugas kesehatan haji harus ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Pesan pertama, tetap Patuh protokol Kesehatan selama menjalankan tugas sebagai PPIH di Arab Saudi. Selain risiko tertular COVID-19, masih ada risiko tertular penyakit MERS-COV, keduanya bisa dicegah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pesan ini juga berlaku bagi Jemaah haji.
“Pencegahannya sama kurang lebih pakai masker, selain cuci tangan, jaga kebersihan, juga pakai masker dengan baik. Di Saudi tetap aja pakai masker” tegas dr. Budi saat Persiapan Pemberangkatan PPIH Arab Saudi Daker Makkah di Asrama Haji Pondok Gede, dikutip dari situs Kemenkes, Jumat (10/6).
Pesan kedua, para PPIH juga diminta jangan tunggu haus dan disiplin dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Hal ini mengingatnya perbedaan suhu yang sangat ekstrem di Arab Saudi, suhu yang tinggi disertai dengan kelembaban yang rendah. Sehingga rentan tidak hanya bagi jemaah, juga bagi Petugas terserang dehidrasi. Selain itu dr Budi juga mengingatkan petugas untuk pandai dalam mengatur waktu istirahat
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai malah petugas kita tumbang dan dirawat di KKHI” ujar dr. Budi
Pesan terakhir, petugas juga diminta untuk terus mengingatkan jemaah agar fokus pada ibadah yang sifatnya wajib, terutama di fase armuzna. Hal ini mengingat kondisi fisik yang prima menjadi kunci bagi jemaah haji dapat menjalankan fase wajib haji dengan baik. Sehingga aktivitas ibadah lainnya yang bersifat sunnah dapat disesuaikan dengan kondisi fisik jemaah.
“Saya minta petugas terus ingatkan agar jemaah fokus dulu ke proses armuznanya. Jemaah masih banyak waktu untuk ibadah sunnah. Tapi armuzna nya difokuskan dulu. Kalau bisa 2-3 hari sebelumnya armuzna, jemaah istirahat dulu. Siapkan dulu kondisinya betul betul fit," ucap dr. Budi.