Kemenkes Investigasi Laporan Dugaan Bullying, Unair Buka Suara

4 September 2024 16:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Unair Surabaya, Prof Dr Mohammad Nasih, Jumat (5/7/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Unair Surabaya, Prof Dr Mohammad Nasih, Jumat (5/7/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Mohammad Nasih, mengaku tidak tahu terkait dengan investigasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atas laporan dugaan bullying.
ADVERTISEMENT
"Waduh soal investigasinya saya tidak tahu persis ya," ujar Nasih saat dikonfirmasi, Rabu (4/9).
Nasih sendiri mendukung langkah Kemenkes untuk melakukan investigasi atas laporan yang diterima di beberapa rumah sakit dan kampus, termasuk Unair.
Apabila memang terbukti ada pembullyan yang terjadi di kampus Unair, ia tak segan akan menjatuhkan hukuman hingga drop out (DO).
"So pasti sesuai dengan kewenangannya pasti kita dukung. Jika terbukti ada ya pasti kita tindak sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Jika sangat berat ya bisa saja di-DO," ucapnya.
"Tapi prinsipnya, jika ada indikasi atau laporan atau apa pun tentu akan sangat bagus jika segera ditindaklanjuti, kalau perlu ya diinvestigasi dengan profesional agar semua jadi clear dan jelas-sejelasnya serta tidak timbul fitnah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan bahwa Unair sendiri sebenarnya telah membentuk tim khusus untuk menangani pembullyan atau kekerasan di kampus.
Bahkan, kata dia, juga telah menyiapkan pendamping hukum hingga psikolog apabila ada aduan terkait pembullyan atau kekerasan di lingkungan Unair.
"Sudah lama kita punya itu termasuk khususnya di FK dan RSDS (Rumah Sakit Dr. Soetomo). Pasti sudah disiapkan segalanya, ya hukum, ya psikolog dan lain-lain," katanya.
Undip mengucapkan duka cita atas meninggalnya dokter peserta PPDS Prodi Anestesi FK Undip, 15 Agustus 2024. Foto: Dok Undip
Sebelumnya, kasus dugaan bullying ini terungkap usai dr Aulia Risma Lestari, mahasiswi Undip yang menempuh PPDS di RS Kariadi, tewas diduga bunuh diri karena tidak kuat di-bully.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, sebelumnya mengungkapkan bahwa dugaan bullying bukan cuma di Undip.
"Ya kejadian di Undip, semuanya juga kita investigasi kok, di RSCM diinvestigasi, di Undip diinvestigasi, di Unair diinvestigasi, di USU diinvestigasi, di Unsri juga diinvestigasi," ujar Dante.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Jubir Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, jumlah laporan bullying "dokter PPDS" ternyata bukan 1.000 seperti yang disampaikan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono. Jumlahnya lebih banyak dari itu, yakni 1.540.
"540 yang betul-betul terkategori masuk ke dalam kasus perundungan," ujar Siti, saat dijumpai di Kompleks Parlemen Senayan, (3/9).