Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kemenkes Jawab Isu Viral Banyak Pasien Anak Cuci Darah di RSCM
30 Juli 2024 17:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ramai di media sosial banyak anak-anak di RSCM cuci darah karena disebut gagal ginjal. Namun, bagaimana fakta sebenarnya?
ADVERTISEMENT
Praktisi kesehatan sekaligus Staf Ahli Kemenkes dr Ngabila Salama menjelaskan, sejauh ini tidak ada lonjakan kasus gagal ginjal anak di RSCM.
"Tidak ada peningkatan. Semua masih dalam batas normal tidak ada lonjakan," kata Ngabila melalui pesan singkat, Selasa (30/7).
Ia juga menyebut, kasus anak cuci darah di RSCM yang ada saat ini bukan karena efek samping etilen dan dietilen glikol pada obat cair. Kasus ini sempat heboh pada 2022 lalu, gagal ginjal meningkat tajam.
"Tidak ada hubungan dengan Gangguan Ginjal Akut pada Anak (GGAPA) karena obat cair seperti dulu juga. Tidak ada kasus GGAPA," tuturnya.
Lantas apa penyebab anak usia dini bisa cuci darah?
Terkait pemicu anak-anak sampai cuci darah atau hemodialisis, Konsultan nefrologi anak, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) dari RSCM mengatakan, banyak yang dipicu kelainan bawaan. Terbanyak kasus penyakit ginjal pada anak dipicu sindrom nefrotik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kelainan bawaan berupa bentuk ginjal yang tak normal juga menjadi pemicu adanya kasus cuci darah pada anak. Ada juga anak yang mengalami kista ginjal sehingga harus cuci darah.
Penjelasan RSCM
dr Eka mengatakan, banyaknya jumlah anak yang menjalani dialisis di sana karena RSCM menjadi rumah sakit rujukan yang menerima pasien bahkan dari luar Jawa.
"Karena mereka juga melihat bahwa sudah ada rujukan yang bisa mereka kirim, kemudian jadi banyak yang juga mengirimkan. Itu yang menyebabkan berkumpulnya jadi banyak, dan itu juga membuat Kementerian Kesehatan merasa bahwa memang ini harus disebarkan pelayanan untuk ginjal anak ini, dan sedang dikerjakan hal tersebut," kata Eka dikutip dari Antara.
Secara umum, lanjutnya, kasus penyakit ginjal pada anak tidak terlalu banyak ditemukan, sehingga dokter yang nefrologi anak juga banyak. Oleh karena itu, katanya, di tingkat provinsi, pasti ada layanan dialisis untuk dewasa, namun tidak bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT
Eka menuturkan untuk efisiensi, idealnya dilakukan sentralisasi di sejumlah rumah sakit rujukan, contohnya RSCM.
"Tentu kita tidak ingin juga hanya di RSCM, tetapi memang di banyak provinsi sudah bisa. Nah, sekarang ini kita sedang meluaskan lagi ke provinsi-provinsi yang saat ini belum ada dokter ginjal anaknya," ucap Eka.
Live Update