Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes ) menelurkan slogan Cerdik dan Ceria. Slogan ini untuk mengajak keluarga dan anak-anak 'melawan' pandemi corona.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami punya slogan yang sudah menjadi hal yang memasyarakat, 'Atasi COVID-19 dengan Cerdik Ceria'," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ., MPH di BNPB, Senin (20/7).
Seperti diketahui, corona tak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga anak-anak. Baik secara fisik (kesehatan) maupun psikologis.
Dalam penerapan slogan Cerdik dan Cerita, keluarga di Indonesia diimbau sering melakukan pengecekan kondisi kesehatan secara berkala.
"Cek kesehatan secara berkala. Jadi masyarakat dengan situasi ini mari biasakan cek kesehatan secara berkala. Bukan karena ada COVID-19 saja. Tapi setelah nanti tatanan kehidupan baru pun, cek berkala ini harus menjadi budaya," katanya.
"Enyahkan zat yang memang tidak baik bagi tubuh kita, seperti rokok, narkotika, dan lain sebagainya," ujarnya.
Masyarakat juga diimbau rajin berolahraga. Hal ini penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, kebiasaan berikutnya yang harus dijaga adalah diet yang seimbang dan istirahat yang cukup. Kesehatan mental atau jiwa juga harus dipantau, apalagi pembatasan diberlakukan selama pandemi.
Dalam slogan Ceria, masyarakat diajak untuk cerdas secara emosional dan spiritual.
"Bagaimana caranya? Dengan moto Ceria. Tidak hanya mencerdaskan intelektual, dalam konsep belajar mengajar ini maka keluarga juga diingatkan untuk mencerdaskan secara emosional dan spiritual," katanya.
"Ini kesempatan bersama keluarga untuk membangun kembali kerapuhan yang selama ini mungkin terjadi," katanya.
Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk tetap rajin beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing. "Jadi interaksi itu tetap harus dilakukan dengan semua keterbatasannya dan dengan protokolnya," ujarnya.