Kemenkes: Kasus Diduga Hepatitis Akut 70 Orang, 40 di Antaranya Discarded

26 Juni 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hepatitis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hepatitis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan dari 70 dugaan kasus hepatitis akut di Indonesia, 40 kasus di antaranya sudah berhasil diketahui penyebabnya. Sehingga saat ini tersisa 30 kasus, dengan 16 kasus probable dan 14 kasus pending.
ADVERTISEMENT
“Dari 70 kasus dugaan ini ada 16 yang probable, 14 yang pending ya, dan 40 discarded. Itu artinya sudah disingkirkan karena dia ternyata penyebabnya sudah diketahui dan bukan dari kelompok hepatitis yang masuk dalam dugaan ini,” kata Jubir Kemenkes Mohammad Syahril kepada wartawan, dikutip Minggu (26/6).
Probable pada kasus hepatitis akut berarti pada saat pemeriksaan laboratorium tidak ada hepatitis A sampai E, SGOT atau SGPT di atas 500 IU/L (internasional unit per liter), dan berusia di bawah 16 tahun.
Sementara pending classification artinya sedang menunggu hasil pemeriksaan Lab untuk hepatitis A sampai E. Tetapi pasien SGOT maupun SGPT sudah tinggi yakni di atas 500 IU/L, dengan usia di bawah 16 tahun.
ADVERTISEMENT
Pemerintah menyebutkan bila dari keseluruhan 70 kasus yang ada. Hepatitis akut terbanyak di DKI jakarta dengan 5 kasus probable dan 1 kasus pending.
Diikuti oleh beberapa provinsi lain seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat , DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
“Ini adalah sebaran provinsinya ya. Ini ada suara provinsinya ada 21 provinsi ya. Nah yang sekali lagi yang terbanyak di Jakarta ya di sebaran 21 provinsi ini ada yang probable ada yang pending dan juga ada yang discarded. Sudah disiapin jadi secara lengkap ada di sini ada di 21 provinsi sekali lagi yang terbanyak adalah di Jakarta,”
ADVERTISEMENT
Saat ini pemerintah masih akan meneliti 30 kasus dugaan hepatitis akut. Berdasarkan arahan kemenkes, dari kasus yang telah terjadi rata-rata memiliki gejala demam, muntah, kuning, dan sakit kepala. Gejala ini sedikit berbeda dengan yang terjadi di luar negeri yang didominasi oleh kuning dan muntah.
Pada kesempatan ini Syahril juga menyebutkan dari 16 kasus probable terdapat pada anak usia 0-5 tahun sebanyak 8 orang, usia 6-10 tahun sebanyak 6 orang, dan usia 11-16 tahun sebanyak 2 orang. Sementara itu 6 pasien sebelumnya dinyatakan meninggal dunia, dan 7 orang dinyatakan sembuh.
“Nah status yang sudah sembuh pulang itu ada 7 orang atau 43 persen kemudian yang meninggal ada 6 ya 37,5 persen. Dan ini yang saya rawat jalan ya dan juga ada yang satu ini kalau jalan ya. Jadi yang pending yang sebanyak 14 tadi sama ya. Jadi ada demografi jenis kelamin kelompok usia dan status pasien ya. Jadi di sini juga ada yang 6-5 orang yang sudah dirawat, kemudian 4 orang sudah dipulangkan, dan tiga orang meninggal ya,” terangnya.
ADVERTISEMENT